Dirjen Bea dan Cukai Heru Pambudi saat meresmikan Balai Laboratorium Bea dan Cukai (BLBC). (foto: DJBC)
JAKARTA, DDTCNews – Untuk mendorong peningkatan pelayanan dan pengawasan, Ditjen Bea dan Cukai (DJBC) melakukan rebranding laboratorium.
Mengutip informasi dari akun Instagram DJBC, selama ini ada Balai Pengujian dan Identifikasi Barang (BPIB). Ini merupakan unit khusus yang melakukan uji laboratorium. Maklum, ada beberapa barang yang tidak bisa diperiksa dengan mata telanjang sehingga perlu dibawa ke laboratorium.
Kini, BPIB yang tersebar di tiga kota besar, Medan, Jakarta, dan Surabaya tersebut berganti nama menjadi Balai Laboratorium Bea dan Cukai (BLBC). Selain di tiga kota besar, DJBC juga mempunyai 8 satuan pelayanan dan satumobile unit laboratory.
Pada Rabu (16/1/2019), Dirjen Bea dan Cukai Heru Pambudi meresmikan BLBC. Heru mengatakan adanya penguatan fungsi BLBC diharapkan mampu memberikan kemudahan kepada petugas DJBC dan para pengguna jasa. Kemudahan ini untuk memperoleh hasil pengujian dan identifikasi barang dengan lebih cepat, tepat, dan akurat.
“Sehingga dapat menjamin kepastian hukum, memastikan hak-hak negara dapat dipenuhi, sekaligus membantu para pelaku usaha di bidang ekspor dan impor dengan layanan yang cepat. Dengan demikian, biaya usaha dapat ditekan,” katanya, seperti dikutip pada Jumat (18/1/2019).
Menurut Heru, adanya perubahan pola perdagangan global, berkembangnya teknologi, serta bertambahnya keberagaman jenis barang pada gilirannya berdampak pada kebutuhan penyesuaian laboratorium. Penyesuaian dilakukan agar sejalan dengan standar dan praktik terbaik internasional.
Sampai akhir 2018, DJBC telah membangun 12 satuan pelayanan Laboratorium Bea Cukai yang tersebar di seluruh Indonesia dan 3 unit mobil laboratorium sebagai sarana pendukung. Otoritas menargetkan terdapat penambahan 27 BLBC pada 2020. Selain itu, ada pula target penambahan 4 mobile unit laboratory di Balikpapan, Kendari, Bitung, dan Ternate.
Adanya otomasi prosedur pengajuan pengujian dan penerbitan hasil uji laboratorium melalui aplikasi CEISA Lab BC, pelayanan ekspor barang-barang strategis dipercepat. Pelayanan yang semula membutuhkan waktu 5,2 hari, berubaa menjadi 6 jam. (kaw)