AMERIKA SERIKAT

Kudeta di Myanmar, World Bank Khawatirkan Hal Ini

Dian Kurniati
Selasa, 02 Februari 2021 | 15.45 WIB
Kudeta di Myanmar, World Bank Khawatirkan Hal Ini

Ilustrasi. (World Bank)

WASHINGTON, DDTCNews – World Bank menilai kudeta pemerintahan yang terjadi di Myanmar berpotensi mengganggu upaya pembangunan negara tersebut.

World Bank menyatakan kudeta yang dilakukan militer berisiko membawa kemunduran besar bagi Myanmar. World Bank juga mengkhawatirkan nasib masyarakat yang terjebak dalam situasi memanas di negara tersebut.

"Kami mengkhawatirkan keselamatan dan keamanan orang-orang di Myanmar, termasuk staf dan mitra kami, yang saluran komunikasinya terganggu," bunyi pernyataan World Bank, dikutip Selasa (2/2/2021).

Baru-baru ini, kelompok militer Myanmar menahan Aung San Suu Kyi beserta anggota Partai Liga Nasional Demokrasi yang telah memenangi pemilu 2020. Dalam penahanan itu, saluran telepon dan internet di kota-kota utama Myanmar sempat terputus dan TV negara mati.

Tentara Myanmar telah menyerahkan kekuasaan kepada Panglima Militer Jenderal Min Aung Hlaing dan memberlakukan keadaan darurat selama setahun. Militer merasa ada kecurangan pemilu sehingga Suu Kyi yang menjadi pemenang.

Selama satu dekade terakhir, World Bank telah menjadi mitra yang berkomitmen mendukung transisi Myanmar menuju negara demokrasi. World Bank juga mendukung Myanmar mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan sekaligus peningkatan inklusi sosial.

"Kami tetap berkomitmen untuk tujuan ini. Pikiran kami adalah bersama masyarakat Myanmar," kata World bank.

Berdasarkan data World Bank, terdapat kenaikan kesejahteraan sosial yang signifikan sejak Myanmar dibuka pada 2011. Pada 2017, tingkat kemiskinan turun menjadi 25% dari 48% pada 2005. Selain itu, World Bank mencatat komitmen pinjaman untuk Myanmar mencapai US$900 juta pada 2020, dan US$616 juta pada 2017.

Seperti dilansir channelnewsasia.com, pertumbuhan ekonomi Myanmar diprediksi menurun menjadi 0,5% pada tahun fiskal 2019/2020, dari 6,8% pada tahun sebelumnya. World Bank memproyeksikan ekonomi Myanmar bisa terkontraksi menjadi -2,5% jika pandemi Covid-19 berlarut-larut. (rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.