Ilustrasi.
BANGKOK, DDTCNews—Kepala Departemen Cukai Thailand Patchara Anuntasilpa menyatakan dukungannya terhadap proposal pemotongan pajak cukai penjualan mobil dalam rangka meningkatkan permintaan domestik.
Patchara menilai pemangkasan cukai sebenarnya menguntungkan pemerintah, produsen dan konsumen mobil. Apalagi dengan kondisi pandemi virus Corona saat ini sehingga relaksasi dibutuhkan untuk menjaga konsumsi.
“Produsen mobil bisa menjual stok mereka untuk memperbaiki arus kas, sedangkan pemerintah akan memperoleh setoran pajak meski jumlahnya lebih sedikit dan konsumen memiliki pilihan mobil yang lebih murah,” katanya, Selasa (26/5/2020).
Selama ini, cukai mobil menyumbang sekitar 100 miliar baht per tahun kepada negara. Mobil rakitan baru akan dikenai pajak cukai setelah meninggalkan pabrik perakitan yang berada di zona bebas pajak.
Pengusaha otomotif yang tergabung Federasi Industri Thailand (FTI) sebelumnya sempat mengusulkan tiga stimulus kepada pemerintah untuk menyelamatkan industry otomotif atau mobil.
Usulan itu terdiri dari pengurangan pajak cukai 50% hingga akhir tahun, skema pertukaran mobil dengan imbalan 100.000 baht yang dibayarkan oleh negara, dan menunda penerapan standar emisi Euro 5.
Menurut data FTI, produksi mobil turun pada April 2020 menurun 83,6% ketimbang periode yang sama tahun lalu. Sementara dalam empat bulan pertama tahun ini, produksi mobil Thailand hanya mencapai 478.393 unit, turun 32,8% secara tahunan.
Usulan FTI perihal pemangkasan cukai tersebut saat ini masih memerlukan persetujuan dari Menteri Keuangan Uttama Savanayana sebelum diteruskan ke kabinet. Sementara untuk usulan lainnya, masih menunggu keputusan dari Menteri Perindustrian.
Di sisi lain, Uttama juga sedang menghadapi persoalan lain yang juga penting yaitu perihal lapangan kerja. Jika tidak ada aral melintang, Kementerian Keuangan akan merilis skema penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat berpenghasilan rendah setelah pandemi berakhir.
“Skema ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan bagi mereka yang berada kelompok terbawah, sambil memberikan bantuan uang tunai kepada para pekerja informal,” tuturnya dilansir dari Bangkokpost. (rig)