Ilustrasi.
MADRID, DDTCNews - Pemerintah Spanyol memberikan berbagai insentif perpajakan dalam rangka mengendalikan laju inflasi pada 2024.
Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengatakan insentif yang diberikan antara lain berskema pemotongan tarif PPN dan subsidi. Menurutnya, pemberian insentif diharapkan mampu menjaga daya beli masyarakat pada tahun ini.
"Langkah-langkah ini bertujuan meningkatkan kehidupan masyarakat di tengah ketidakpastian yang disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina dan konflik Israel-Hamas," katanya, dikutip pada Minggu (7/1/2024).
Sanchez menuturkan pemerintah memutuskan untuk memperpanjang pemotongan tarif PPN menjadi 0% atas produk sembako pada kuartal I/2024. Untuk produk lain seperti pasta dan minyak goreng, tarif PPN tetap dipotong sebesar 5%.
Kemudian, tarif PPN atas layanan listrik akan menjadi 10% pada 2024, meningkat dari tahun lalu sebesar 5%. Namun, tarif PPN ini masih lebih rendah ketimbang tarif normal sebelum krisis energi sebesar 21%.
Sementara itu, pungutan khusus atas listrik juga akan diturunkan menjadi sebesar 2,5% pada kuartal I/2024 dan 3,8% pada kuartal II/2024. Normalnya, tarif pungutan ini adalah sebesar 5%.
Di sisi lain, PPN atas layanan gas juga ditetapkan 10% pada kuartal I/2024, naik dari tahun ini 5%. Mulai April 2024, tarif PPN atas layanan gas akan kembali ke level normal yaitu 21%.
"Pajak atas listrik dan gas akan meningkat secara bertahap selama 6 bulan ke depan, tetapi hanya setelah 'periode musim dingin berakhir'," ujar Sanchez seperti dilansir spainenglish.com.
Tidak hanya insentif PPN, Sanchez menyebut pemerintah juga memperpanjang subsidi atau diskon untuk banyak tarif angkutan umum. Pada 2024, diskon tarif angkutan umum diberikan sebesar 50%, lebih besar dari tahun lalu yang sebesar 30%.
Berbagai insentif untuk pengendalian inflasi ini diproyeksi akan membutuhkan anggaran sekitar €2,5 miliar atau sekitar Rp42,43 triliun pada 2024. Namun, ia meyakinkan hal itu tidak akan menghalangi upaya pemerintah mengurangi defisit dan utang.
Selain itu, pemerintah juga akan memperpanjang windfall tax yang diberlakukan kepada bank dan perusahaan energi selama satu tahun pada 2024. Tahun lalu, jenis pajak tersebut diperkirakan mampu menambah penerimaan negara senilai €3 miliar atau Rp50,09 triliun. (rig)