KPP PRATAMA KENDARI

Ajak Dokter Ikut PPS, KPP Ini Sosialisasikan Ini

Dian Kurniati
Minggu, 13 Februari 2022 | 09.30 WIB
Ajak Dokter Ikut PPS, KPP Ini Sosialisasikan Ini

Suasana acara sosialisasi PPS oleh KPP Pratama Kendari kepada Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sulawesi Tenggara. (foto: Instagram @pajakkendari)

KENDARI, DDTCNews - Ditjen Pajak (DJP) berupaya menyosialisasikan program pengungkapan sukarela (PPS) kepada seluruh wajib pajak, termasuk wajib pajak dengan profesi sebagai dokter, pada tahun ini.

KPP Pratama Kendari misalnya telah menyosialisasikan PPS kepada para dokter di Sulawesi Tengah. KPP mengajak para dokter memanfaatkan momentum PPS untuk dapat melaporkan harta yang belum disampaikan dalam SPT Tahunan.

"PPS merupakan pemberian kesempatan para dokter sebagai wajib pajak untuk melaporkan atau mengungkapkan kewajiban perpajakan yang belum dipenuhi secara sukarela," sebut KPP dalam akun Instagram @pajakkendari, dikutip pada Minggu (13/2/2022).

KPP menjelaskan otoritas pajak menyelenggarakan sosialisasi terkait dengan PPS untuk membangun kepatuhan sukarela wajib pajak. Sosialisasi tersebut salah satunya dilakukan kepada para dokter yang tergabung dalam organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sulteng.

Dalam sosialisasi tersebut, Tim Penyuluh KPP Pratama Kendari menjelaskan terkait dengan ruang lingkup kebijakan, tata cara pengungkapan, ketentuan pengalihan harta, ketentuan penginvestasian harta bersih, serta tata cara pembayaran.

"Harapan berlangsungnya kegiatan penyuluhan ini, para dokter dapat segera ikut andil sebagai peserta program ini," jelas KPP.

Untuk diketahui, pemerintah mengadakan PPS sebagaimana diatur dalam UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP). Periode program tersebut hanya diselenggarakan selama 6 bulan, yaitu mulai 1 Januari hingga 30 Juni 2022.

PPS dapat diikuti wajib pajak orang pribadi dan badan peserta tax amnesty dengan basis aset per 31 Desember 2015 yang belum diungkapkan. Selain itu, program tersebut juga dapat diikuti wajib pajak orang pribadi yang belum mengikuti tax amnesty dengan basis aset perolehan 2016-2020 yang belum dilaporkan dalam SPT tahunan 2020.

Nanti, peserta PPS akan dikenakan PPh final yang tarifnya berbeda-beda tergantung pada perlakuan wajib pajak terhadap harta yang diungkapkan. (rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.