Ilustrasi. Lionel Messi dari Paris St Germain selama konferensi pers setelah menandatangani kontrak dengan Paris St Germain di Parc des Princes, Paris, Perancis, Rabu (11/8/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Sarah Meyssonnier/AWW/sa.
NYON, DDTCNews - Federasi Sepak Bola Eropa, UEFA berencana mengubah skema pengawasan keuangan klub menggunakan instrumen pajak.
Laporan The Times menyebutkan ketentuan Financial Fair Play (FFP) nantinya akan diubah menjadi dua kebijakan utama yaitu rencana pembatasan gaji pemain dan rencana penetapan pajak barang mewah atau luxury tax.
"Rencana tersebut akan dipresentasikan bulan depan dan UEFA berharap dapat mengimplementasikan perubahan pada tahun depan," tulis laporan The Times dikutip pada Jumat (13/8/2021).
Proposal perubahan ketentuan berlaku secara bertahap. Seluruh klub sepak bola yang berkompetisi pada tingkat Eropa wajib memenuhi ketentuan maksimal 70% pendapatan klub untuk alokasi gaji pemain.
Apabila klub melampaui ambang batas 70% pendapatan untuk gaji pemain maka akan dikenakan luxury tax. Hasil penerimaan pajak akan didistribusikan kepada klub yang patuh terhadap ketentuan gaji pemain.
"Jadi akan ada batasan baru yang benar-benar membatasi belanja klub untuk gaji pemain sekitar 70% dari total pendapatan klub," sebut UEFA.
Ketentuan FFP telah dilonggarkan UEFA selama masa pandemi Covid-19. Sementara itu, federasi negara anggota UEFA juga sudah mengadopsi ketentuan FFP, seperti La Liga Spanyol yang mulai memperkenalkan batasan pengelolaan keuangan klub sepak bola.
Seperti dilansir Football Italia, ketentuan FFP tak sepenuhnya efektif menjamin tata kelola keuangan klub sepak bola yang adil dan berkelanjutan. Hal tersebut sudah dibuktikan Manchester City dan Paris Saint Germain (PSG).
Manchester City menghabiskan lebih dari €100 juta untuk transfer Jack Grealish. Sementara itu, PSG mengeluarkan uang dalam jumlah besar untuk menggaji pemain baru seperti Gianluigi Donnarumma dan Lionel Messi. (rig)