Tanda Bitcoin ditampilkan di luar toko tempat cryptocurrency diterima sebagai metode pembayaran di San Salvador, El Salvador, Selasa (1/2/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Jose Cabezas/rwa/sad.
WASHINGTON D.C., DDTCNews - Survei menunjukkan investor kripto atau cryptocurrency di Amerika Serikat (AS) masih belum siap menunaikan kewajibannya dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan.
Berdasarkan survei yang dilakukan CoinTracker, 96% responden menyatakan masih belum menyampaikan SPT Tahunan. Selanjutnya, 75% responden mengaku masih belum siap menyampaikan SPT Tahunan.
"Isu utama dari masalah ini adalah kurangnya pengetahuan pajak atas aset kripto dan kebingungan mengenai aktivitas yang dikenai pajak," ujar Head of Tax Strategy CoinTracker Shehan Chandrasekera, dikutip pada Sabtu (15/4/2022).
Sebagai contoh, masih terdapat 40% responden yang menyatakan penghasilan dari aktivitas penjualan aset kripto sebagai penghasilan yang tidak terutang pajak penghasilan.
Selanjutnya, terdapat 58% responden yang beranggapan tidak ada implikasi pajak dari aktivitas pertukaran aset kripto atau swap. 48% responden masih berpandangan aktivitas jual beli NFT tidak akan menimbulkan implikasi perpajakan.
"Masih banyak wajib pajak yang memandang bila kita tidak mencairkan aset kripto ke dalam bentuk dolar AS, tidak ada yang perlu dilaporkan di SPT," ujar Chandrasekera seperti dilansir cnbc.com.
Untuk diketahui, laba dari transaksi cryptocurrency di AS merupakan penghasilan yang terutang pajak penghasilan (PPh). PPh terutang baik ketika menjual maupun ketika melakukan swap.
Tarif PPh atas capital gains di AS bisa sebesar 0%, 15%, hingga 20% bila wajib pajak memiliki aset kripto tersebut dalam waktu lebih dari 1 tahun. Bila aset kripto dimiliki dalam jangka waktu kurang dari 1 tahun, tarif PPh atas laba tersebut bisa mencapai maksimal 37%. (sap)