KINERJA PERDAGANGAN

Surplus Neraca Dagang Berlanjut, Mendag: Modal Hadapi Ancaman Resesi

Redaksi DDTCNews | Jumat, 16 Desember 2022 | 16:09 WIB
Surplus Neraca Dagang Berlanjut, Mendag: Modal Hadapi Ancaman Resesi

Aktivitas bongkar muat kontainer berlangsung di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (15/12/2022). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus 5,16 miliar dolar AS pada November 2022 dengan nilai ekspor 24,12 miliar dolar AS dan impor 18,96 miliar dolar AS atau surplus neraca perdagangan ke-31 berturut-turut yang dicapai Indonesia sejak Mei 2020. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/YU

JAKARTA, DDTCNews - Neraca perdagangan periode Januari-November 2022 tercatat kembali surplus US$50,59 miliar. Kinerja ini ditopang surplus nonmigas senilai US$73,24 miliar serta defisit migas sejumlah US$22,65 miliar.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyampaikan, kinerja surplus kali ini telah melampaui rekor tertinggi yang sempat tercatat pada 2006 silam. Saat itu, surplus perdagangan tercatat senilai US$39,73 miliar. Kondisi saat ini, menurut Zulkifli, memberikan optimisme bagi Indonesia untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi pada 2022.

"Capaian ini terjadi di tengah perlambatan ekonomi global. Sekaligus menjadi modal dasar kita dalam menghadapi ancaman resesi ekonomi global tahun depan," kata mendag dalam ketarangan pers, dikutip pada Jumat (16/12/2022).

Baca Juga:
Tak Patuh Ketentuan DHE SDA, Bea Cukai Blokir Layanan 23 Eksportir

Jika diperinci, surplus perdagangan pada November 2022 senilai US$5,16 miliar. Angka ini terdiri dari surplus perdagangan nonmigas senilai US$6,83 miliar dan defisit perdagangan migas US$1,67 miliar. Surplus ini masih melanjutkan tren surplus bulanan ke-31 secara beruntun sejak Mei 2020.

Kemendag dan Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus perdagangan pada November 2022 disumbang oleh surplus terhadap beberapa negara mitra dagang. Amerika Serikat (AS) masih menjadi penyumbang surplus terbesar dengan nilai surplus US$1,14 miliar. Kemudian, ada India dengan kontribusi surplus US$1,04 miliar dan Filipina US$1,02 miliar.

Namun, perlu dicatat ada fenomena pelemahan kinerja ekspor. Jika diperinci lagi, nilai total ekspor Indonesia pada November 2022 mencapai US$24,12 miliar. Nilai tersebut mengalami penurunan 1,45% dibandingkan Oktober 2022 (month to month). Namun, kinerja pada November 2022 masih lebih baik jika dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun lalu (year on year).

Baca Juga:
Penerimaan Pajak dari PPN Dalam Negeri Turun 26 Persen, Ada Apa?

Penurunan nilai ekspor disebabkan melemahnya ekspor migas dan nonmigas. Mendag menambahkan, pelemahan ekspor ini tidak cuma dialami oleh Indonesia, tetapi juga sejumlah negara mitra dagang seperti Taiwan yang mengalami penurunan 9,52% (month to month), Vietnam 3,92%, Korea Selatan 1,09%, dan China yang turun 0,67%.

Secara kumulatif, total ekspor Indonesia selama Januari-November 2022 tercatat US$268,18 miliar, naik 28,16% dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya (year on year). (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 26 Maret 2024 | 11:30 WIB PENGAWASAN KEPABEANAN DAN CUKAI

Tak Patuh Ketentuan DHE SDA, Bea Cukai Blokir Layanan 23 Eksportir

Senin, 25 Maret 2024 | 14:00 WIB PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak dari PPN Dalam Negeri Turun 26 Persen, Ada Apa?

Sabtu, 23 Maret 2024 | 08:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Mudik Lebaran dari Luar Negeri, Perhatikan Ketentuan Barang Bawaannya

Jumat, 22 Maret 2024 | 15:15 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Impor Data Excel di e-Bupot 21/26? Ini Aturan File yang Di-upload

BERITA PILIHAN