LAPORAN KINERJA DJP 2023

Setoran Pajak dari Kegiatan PKM Tak Capai Target, DJP Ungkap Sebabnya

Muhamad Wildan | Senin, 04 Maret 2024 | 12:30 WIB
Setoran Pajak dari Kegiatan PKM Tak Capai Target, DJP Ungkap Sebabnya

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Ditjen Pajak (DJP) tidak berhasil merealisasikan target penerimaan pajak dari kegiatan pengujian kepatuhan material (PKM) pada tahun lalu.

Merujuk pada Laporan Kinerja (Lakin) DJP 2023, penerimaan pajak dari kegiatan PKM pada 2023 hanya mencapai Rp99,85 triliun, atau 74,27% dari target penerimaan pajak dari kegiatan PKM senilai Rp134,44 triliun.

"Realisasi penerimaan pajak dari kegiatan PKM disumbang dari pengawasan senilai Rp50,88 triliun, pemeriksaan Rp34,35 triliun, penagihan Rp12,97 triliun, dan penegakan hukum Rp1,61 triliun," tulis DJP dalam Lakin DJP 2023, dikutip pada Senin (4/3/2024).

Baca Juga:
Teliti Kepatuhan Formal, Ditjen Pajak Tuangkan Hasilnya dalam Dafnom

Menurut DJP, salah satu penyebab tidak tercapainya target penerimaan dari kegiatan PKM pada tahun lalu adalah tidak berulangnya kebijakan program pengungkapan sukarela (PPS).

Sebagai perbandingan, penerimaan pajak dari kegiatan PKM tercatat mencapai Rp136,72 triliun pada 2022. Kontribusi PPS terhadap penerimaan pajak dari kegiatan PKM pada 2022 tersebut mencapai 44,62% atau senilai Rp61,01 triliun.

Selain tidak berulangnya PPS, terdapat berbagai kendala yang dihadapi DJP dalam pelaksanaan PKM tahun lalu antara lain masih terkendalanya penyusunan, penyelesaian, dan penyesuaian daftar sasaran prioritas penggalian potensi pajak (DSP4).

Baca Juga:
Cuma Sampai Akhir Juli 2024! Bapenda Hapus Denda PBB

Lalu, success rate dari potensi pemeriksaan masih rendah dan adanya kesulitan menjual barang sitaan. Terakhir, DJP mencatat upaya penegakan hukum lewat pemeriksaan bukper dan penyidikan terhadap tindak pidana pajak ataupun TPPU juga masih belum optimal.

Terlepas dari masalah-masalah tersebut, DJP telah melakukan beragam extra effort seperti melakukan pengawasan berbasis sektoral dan atas wajib pajak high net wealth individual (HNWI) serta wajib pajak grup.

Selain itu, DJP juga menyelaraskan daftar prioritas pengawasan (DPP) dan daftar sasaran analisis (DSA), serta mendorong penyelesaian pengawasan sesuai dengan Surat Edaran Dirjen Pajak No. SE-05/PJ/2022.

DJP juga terus melakukan pengawasan pemenuhan kewajiban pembayaran dan pelaporan yang jatuh tempo sebelum 2023, meningkatkan kualitas SDM pemeriksa, mengoptimalkan penagihan atas piutang macet, dan menyusun DSP secara kuartalan. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Sabtu, 11 Mei 2024 | 16:00 WIB KOTA MADIUN

Cuma Sampai Akhir Juli 2024! Bapenda Hapus Denda PBB

Sabtu, 11 Mei 2024 | 14:30 WIB KPP PRATAMA BADUNG SELATAN

Kunjungi Alamat PKP Baru, Petugas Pajak Dokumentasikan Kegiatan Usaha

BERITA PILIHAN
Sabtu, 11 Mei 2024 | 15:45 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN DAN CUKAI

Wamenkeu: Bea Cukai Tidak Kejar Penerimaan dari Barang Kiriman

Sabtu, 11 Mei 2024 | 12:30 WIB KOMITE PENGAWAS PERPAJAKAN

RI Punya Komite Pengawas Perpajakan, Apa Tugas dan Fungsinya?

Sabtu, 11 Mei 2024 | 12:00 WIB KABUPATEN BANGKA SELATAN

Pemkab Bangka Selatan Tetapkan Tarif 9 Jenis Pajak Daerah

Sabtu, 11 Mei 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Rangkaian Penagihan Jika Utang Pajak Tak Dilunasi Lewat Jatuh Tempo

Sabtu, 11 Mei 2024 | 10:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Kriteria Barang yang Kena Pajak Dalam Rangka Impor, Begini Detailnya

Sabtu, 11 Mei 2024 | 09:37 WIB BERITA PAJAK SEPEKAN

Sengketa Pajak akan Mengarah Soal Pandangan Kebijakan, Bukan Uji Bukti

Sabtu, 11 Mei 2024 | 09:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Telat Lapor SPT Tahunan dan Lebih Bayar, Begini Setoran PPh 25-nya