KAMBOJA

Sesuaikan dengan Aturan Investasi, Negara Ini Susun UU Perpajakan Baru

Dian Kurniati | Jumat, 17 Maret 2023 | 18:11 WIB
Sesuaikan dengan Aturan Investasi, Negara Ini Susun UU Perpajakan Baru

Ilustrasi.

PHNOM PENH, DDTCNews - Pemerintah Kamboja tengah menyiapkan RUU Perpajakan untuk menyelaraskan berbagai kebijakan yang sudah berkembang dalam beberapa tahun terakhir.

Dirjen Pajak Kong Vibol mengatakan RUU tersebut akan menggantikan UU Perpajakan yang sudah berlaku sejak 1997. Melalui revisi, pemerintah berharap rezim pajak Kamboja lebih sejalan dengan standar internasional.

"Seperti yang dijanjikan oleh Wakil Perdana Menteri dan Menteri Ekonomi dan Keuangan Aun Pornmoniroth, RUU tersebut akan disampaikan sebelum masa sidang DPR ketujuh, sekitar 2 atau 3 bulan ke depan," katanya, dikutip pada Jumat (17/3/2023).

Baca Juga:
Digitalisasi Sistem Pajak, Filipina Minta Dukungan World Bank dan ADB

Vibol mengatakan pemerintah telah menyusun RUU Perpajakan selama bertahun-tahun. Revisi mulai disiapkan setelah pemerintah menerima rekomendasi dari Kementerian Kehakiman.

RUU Perpajakan dinilai mendesak karena kebijakan pajak internasional sudah banyak mengalami perubahan. Revisi juga penting untuk mengantisipasi berbagai tantangan perekonomian global.

Dia menyebut penyusunan RUU Perpajakan melibatkan berbagai kementerian/lembaga. Draf RUU pun akan segera diserahkan kepada Majelis Nasional.

Baca Juga:
Thailand Siapkan RUU untuk Adopsi Pajak Minimum Global

Presiden Kamar Dagang Amerika di Kamboja (AmCham) Anthony Galliano mendukung RUU Perpajakan yang sedang disusun pemerintah. Dalam pertemuan dengan pengusaha, lanjutnya, otoritas sudah menjelaskan RUU Perpajakan bakal menyinkronkan undang-undang yang lama dengan UU Investasi yang baru diundangkan pada 15 Oktober 2021.

"[RUU Perpajakan] akan memberikan kepastian dan transparansi bagi investor asing dalam menentukan tujuan investasi yang paling menarik," ujarnya dilansir phnompenhpost.com.

Menurutnya, pemerintah dalam RUU juga perlu memasukkan pasal mengenai upaya penanganan praktik penghindaran pajak. Dengan payung hukum yang baik, dia meyakini kepatuhan wajib pajak akan meningkat secara berkelanjutan.

Sementara itu, ekonom Royal Academy of Cambodia Ky Sereyvath menilai pemerintah harus memasukkan insentif pajak yang menarik dalam RUU Perpajakan. Insentif ini penting untuk meningkatkan daya saing Kamboja di level regional dan global dalam menarik lebih banyak aliran investasi serta meningkatkan produksi dan ekspor. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Selasa, 23 April 2024 | 17:30 WIB TIPS PAJAK

Cara Buat Kode Billing atas Pemotongan PPh Final UMKM

Selasa, 23 April 2024 | 17:15 WIB REFORMASI PAJAK

Jelang Implementasi Coretax, DJP Bakal Uji Coba dengan Beberapa WP

Selasa, 23 April 2024 | 17:00 WIB PROVINSI JAWA TENGAH

Tak Ada Lagi Pemutihan Denda, WP Diminta Patuh Bayar Pajak Kendaraan

Selasa, 23 April 2024 | 16:55 WIB PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Penyelesaian BKC yang Dirampas, Dikuasai, dan Jadi Milik Negara

Selasa, 23 April 2024 | 16:00 WIB HARI BUKU SEDUNIA

World Book Day, Ini 3 Ketentuan Fasilitas Perpajakan untuk Buku

Selasa, 23 April 2024 | 15:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Apresiasi 57 WP Prominen, Kanwil Jakarta Khusus Gelar Tax Gathering

Selasa, 23 April 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Barang Bawaan dari Luar Negeri yang Perlu Diperiksa via Jalur Merah

Selasa, 23 April 2024 | 14:49 WIB PAJAK PENGHASILAN

Ingat, PTKP Disesuaikan Keadaan Sebenarnya Tiap Awal Tahun Pajak