Ilustrasi.
CANBERRA, DDTCNews - Otoritas pajak Australia, Australian Taxation Office (ATO) akan mulai mengaudit 300.000 wajib pajak yang memiliki barang mewah dan dicurigai tidak melaporkan tidak penghasilannya dengan benar.
Asisten Komisaris ATO Tim Loh mengatakan pelaporan SPT Tahunan bukan "permainan monopoli" yang mengandalkan kemujuran untuk lolos dari pemeriksaan. ATO akan memeriksa kebenaran SPT wajib pajak yang bisa membeli barang seharga ratusan ribu dolar AS.
"Kami mendapatkan data dari berbagai sumber dan kami menggunakan alat analitik untuk mengamati data tersebut sehingga dapat mencari tahu siapa yang mengurangi penghasilannya dalam laporan," katanya, dikutip Senin (9/8/2021).
Salah satu area yang menjadi fokus audit ATO adalah wajib pajak yang memiliki barang mewah seperti kapal, mobil, kuda, dan karya seni. Otoritas mengingatkan wajib pajak untuk melaporkan seluruh penghasilannya dalam SPT Tahunan demi terhindar dari audit.
Dia menyebut sasaran audit ATO saat ini adalah 300.000 wajib pajak yang telah membelanjakan lebih kurang AU$65.000 atau setara dengan Rp686,5 juta untuk sebuah mobil. Lalu, AU$150.000 untuk kapal, atau AU$100.000 untuk sebuah barang seni.
Menurut Loh, wajib pajak yang bisa membeli barang mewah tetapi tidak sesuai dengan penghasilan yang dilaporkan akan dianggap sebagai bendera merah bagi ATO. Nanti, ATO akan menghubungi wajib pajak bersangkutan untuk dimintai klarifikasi.
Bagi wajib pajak yang merasa tak melaporkan penghasilannya dengan benar dapat segera melakukan pembetulan sebelum audit berjalan. ATO dapat mempertimbangkan pengurangan hukuman jika wajib pajak berinisiatif menghubungi otoritas.
"Dengan program pencocokan data kami, Anda akan selalu memiliki kesempatan untuk memberikan klarifikasi sebelum kami memulai tindakan kepatuhan apa pun," ujarnya seperti dilansir news.com.au.
Loh menyebutkan salah satu data ATO berasal dari perusahaan asuransi umum dan spesialis yang bisa membantu peninjauan pada pembayar pajak yang laporan penghasilannya mencurigakan. Apalagi, wajib pajak juga berpotensi memperoleh keuntungan ketika barang mewahnya dijual kembali dengan harga lebih mahal. (rig)