PMK 89/2020

PKP Boleh Beralih Pakai Harga Jual Dari Nilai Lain Sebagai DPP

Nora Galuh Candra Asmarani | Kamis, 06 Agustus 2020 | 10:36 WIB
PKP Boleh Beralih Pakai Harga Jual Dari Nilai Lain Sebagai DPP

Gedung Kementerian Keuangan (foto: Kemenkeu)

JAKARTA, DDTCNews—Pengusaha kena pajak (PKP) yang telah memilih menggunakan nilai lain sebagai dasar pengenaan pajak (DPP) atas penyerahan barang hasil pertanian tertentu dapat kembali menggunakan harga jual sebagai DPP.

Ketentuan tersebut tercantum dalam Pasal 8 PMK 89/2020. Namun, penggunaan harga jual sebagai DPP hanya dapat dilakukan pada awal masa pajak setelah tahun pajak penggunaan nilai lain sebagai DPP berakhir.

“Penggunaan Harga Jual sebagaimana dimaksud..hanya dapat dilakukan pada awal Masa Pajak setelah Tahun Pajak penggunaan Nilai Lain sebagai Dasar Pengenaan Pajak berakhir, dengan terlebih dahulu menyampaikan pemberitahuan atas penggunaan Harga Jual sebagai Dasar Pengenaan Pajak tersebut,” demikian bunyi Pasal 8 ayat (2) PMK 89/2020.

Baca Juga:
Dirjen Anggaran Sebut Surplus APBN 2024 Tak Bakal Setinggi Tahun Lalu

Pemberitahuan tersebut disampaikan paling lambat pada saat batas waktu penyampaian SPT masa PPN untuk masa pajak pertama setelah tahun pajak penggunaan nilai lain sebagai DPP berakhir.

Namun, beleid ini menekankan apabila PKP sudah beralih menggunakan harga jual sebagai DPP maka tidak dapat menggunakan kembali nilai lain sebagai DPP. Larangan tersebut berlaku untuk masa-masa pajak dan tahun-tahun pajak berikutnya.

Pemberitahuan penggunaan kembali harga jual harus dilakukan secara elektronik melalui saluran tertentu yang ditentukan Dirjen Pajak. Bila saluran tertentu tersebut belum tersedia atau terdapat gangguan, pemberitahuan dapat dibuat tertulis.

Baca Juga:
Ada Usulan Tarif Pajak Kripto untuk Dipangkas, Begini Tanggapan DJP

Pemberitahuan secara tertulis tersebut menggunakan contoh format yang ada pada Lampiran huruf C peraturan menteri ini. Pemberitahuan tersebut selanjutnya dapat disampaikan ke KPP tempat PKP terdaftar melalui empat acara.

Pertama, secara langsung. Kedua, secara elektronik ke alamat posel (email) KPP yang telah terdaftar. Ketiga, melalui pos dengan bukti pengiriman surat. Keempat, melalui perusahaan jasa ekspedisi/jasa kurir dengan bukti pengiriman surat.

Sebelum dikirim, pemberitahuan tersebut harus ditandatangani oleh wajib pajak jika PKP merupakan wajib pajak orang pribadi. Apabila PKP merupakan wajib pajak badan maka pemberitahuan tersebut harus ditandatangani oleh pimpinan tertinggi atau pengurus yang diberikan wewenang terkait dengan perpajakan. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Jumat, 26 April 2024 | 17:30 WIB REFORMASI PAJAK

Reformasi Pajak, Menkeu Jamin Komitmen Adopsi Standar Pajak Global

Jumat, 26 April 2024 | 17:00 WIB KAMUS PAJAK DAERAH

Apa Itu PBJT Jasa Parkir dan Retribusi Parkir?

Jumat, 26 April 2024 | 16:45 WIB KEBIJAKAN KEPABEAN

Impor Barang Kiriman? Laporkan Data dengan Benar agar Tak Kena Denda

Jumat, 26 April 2024 | 16:30 WIB PENERIMAAN PAJAK

Setoran PPN-PPnBM Kontraksi 16,1 Persen, Sri Mulyani Bilang Hati-Hati

Jumat, 26 April 2024 | 15:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Ada Usulan Tarif Pajak Kripto untuk Dipangkas, Begini Tanggapan DJP

Jumat, 26 April 2024 | 15:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Sudah Lapor SPT Tapi Tetap Terima STP, Bisa Ajukan Pembatalan Tagihan

Jumat, 26 April 2024 | 14:37 WIB PERATURAN PERPAJAKAN

Juknis Penghapusan Piutang Bea Cukai, Download Aturannya di Sini

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Indonesia Ingin Jadi Anggota OECD, DJP: Prosesnya Sudah On Track

Jumat, 26 April 2024 | 14:00 WIB KANWIL DJP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Korporasi Lakukan Tindak Pidana Pajak, Uang Rp 12 Miliar Disita Negara