Penumpang menggantung di kereta yang padat saat meninggalkan stasiun ditengah wabah penyakit virus corona (COVID-19) di Ghaziabad, India, Selasa (21/9/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Anushree Fadnavis/AWW/djo
NEW DELHI, DDTCNews – Penerimaan pajak di India diproyeksikan bisa tembus 10% lebih tinggi dari target. Capaian ini sekaligus menjadi yang tertinggi selama 4 tahun terakhir.
Optimisme terkait penerimaan pajak yang membaik ini sejalan dengan ekonomi yang juga sudah menguat setara kondisi prapandemi.
"Penerimaan pajak ditargetkan sebesar 15,45 triliun rupee (Rp 291 triliun) untuk tahun ini hingga 31 Maret. Angka tersebut selalu di bawah proyeksi sejak tahun 2017-2018," dikutip The Hindu, dikutip Rabu (27/10/2021).
Selama beberapa tahun belakangan, penerimaan pajak selalu berada di bawah proyeksinya lantaran kinerja ekonomi yang selalu kehilangan momentum, bahkan sebelum Covid-19. Adanya pandemi akhirnya menyeret ekonomi India ke jurang resesi.
Saat ini industri penjualan retail mulai pulih dan ekspor berada di angka yang tinggi. Keduanya menjadi penanda pulihnya kondisi ekonomi yang lebih cepat dari perkiraan.
Ekonomi India tumbuh sebesar 20,1% pada bulan April hingga Juni. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu dengan kontraksi 24,4%.
India diperkirakan dapat menurunkan target defisit sebesar 6,8% untuk turun 30-40 basis poin. Penurunan dapat dilakukan apabila pembayaran pajak masih tetap kuat dan pemerintah berhasil mencapai target penerimaan dari program privatisasi yang sedang dijalankan.
Pemerintah menargetkan adanya penerimaan pajak sebesar 1,75 triliun rupee dari penjualan saham badan usaha milik negara. Selain itu penjualan Air India ke konglomerat Tata juga diharapkan dapat mendorong penerimaan negara. (sap)