Ilustrasi. (DDTCNews - foto: Daxue Research Hong Kong)
JAKARTA, DDTCNews – Setelah terkena dampak perang dagang China dan Amerika Serikat, industri otomotif di China mendapat angin segar rencana pemangkasan pajak pembelian mobil hingga 50%.
Badan perencanaan ekonomi tinggi China telah mengusulkan pemangkasan separuh pajak pembelian mobil dari 10% menjadi 5%. Menurut sumber internal, seperti dilansir dari Bloomberg, pemangkasan berlaku untuk mobil dengan mesin tidak lebih besar dari 1,6 liter.
Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China yang juga menjadi regulator utama telah mengajukan rencana tersebut, tapi belum menghasilkan keputusan apapun. Pertimbangan pemangkasan pajak ini tidak lain lagi untuk menghidupkan pasar otomotif yang lesu.
“Menurut orang-orang yang akrab dengan masalah ini, [rencana pemangkasan pajak] memberikan dukungan kepada industri kunci yang telah dirusak oleh perang dagang dengan Amerika Serikat (AS),” demikian informasi yang dilansir pada Selasa (30/10/2018).
Saham perusahaan pembuat mobil pun terpantau mengalami lonjakan setelah ada informasi rencana pemangkasan pajak tersebut. Saham pembuat mobil China, seperti Great Wall Motor Co dan Geely Automobile Holdings Ltd mengalami kenaikan lebih dari 6%.
Bagaimanapun, langkah ini akan membantu menopang pasar otomotif terbesar di dunia yang menghadapi penurunan pertamanya dalam lebih dari dua dekade. Peningkatan tensi perang dagang juga telah membuat Volkswagen, Ford dan Renault SA menurunkan proyeksi penjualan.
Menurut data Asosiasi Mobil Penumpang di China, pembelian mobil penumpang oleh dealer menurun 13% menjadi 1,9 juta unit pada September. Selama sembilan bulan pertama tahun ini, pengiriman turun 1,1%.
Perlambatan penjualan di China hanyalah salah satu tantangan yang dihadapi industri yang juga berkutat dengan ketatnya uji emisi yang ketat dan munculnya mobil listrik. Daimler, pembuat mobil mewah terbesar di dunia juga telah mengalami efek tantangan industri ini.
Seperti diketahui, China melakukan pemotongan serupa pada September 2015. Jika stimulus diumumkan dalam beberapa minggu mendatang, melihat pengalaman 2015, akan ada ekspektasi penjualan yang lebih tinggi pada tahun depan. (kaw)