RUSIA

Opsi Perubahan Aturan Pajak Sektor Migas Baru Dibuka Setelah 2024

Redaksi DDTCNews | Selasa, 08 Juni 2021 | 17:00 WIB
Opsi Perubahan Aturan Pajak Sektor Migas Baru Dibuka Setelah 2024

Ilustrasi.

MOSCOW, DDTCNews – Pemerintah Rusia menyatakan tidak memiliki rencana untuk mengubah ketentuan pajak industri minyak bumi sampai dengan tahun fiskal 2024.

Wakil Menkeu Alexei Sazanov mengatakan opsi utak atik perpajakan sektor migas akan dilakukan setelah 2024. Dengan demikian, ia memastikan tidak ada perubahan kebijakan perpajakan industri migas dalam jangka pendek ini.

"Belum ada rencana signifikan mengubah pajak untuk industri minyak sebelum 2024," katanya dikutip pada Selasa (8/6/2021).

Baca Juga:
Pilar 1 Tak Kunjung Dilaksanakan, Kanada Bersiap Kenakan Pajak Digital

Sazanov menjelaskan skema pungutan pajak bagi industri minyak bumi masih berlaku pada jumlah produksi atau lifting dari perut bumi. Pungutan tersebut juga berlaku saat hasil produksi yang diekspor ke luar negeri.

Ketentuan tersebut diatur dalam pajak ekstraksi mineral dan ekspor Rusia. Menurutnya, ruang modifikasi masih bisa dilakukan secara terbatas dengan menggeser pungutan pajak berbasis produksi menjadi berdasarkan keuntungan bisnis.

Dia menyampaikan opsi menerapkan pajak penghasilan atas industri minyak bumi bisa diberlakukan pada eksplorasi di wilayah Siberia Barat. Hal tersebut akan membantu menggenjot produksi minyak dalam negeri.

Baca Juga:
Tingkatkan Kesadaran Pajak, Uni Emirat Arab Terbitkan Taxpayer Charter

"Kementerian dapat memperkenalkan pajak berbasis keuntungan untuk wilayah Siberia Barat dalam upaya meningkatkan produksi menyusul pelonggaran ketentuan pembatasan produksi oleh OPEC+," tutur Sazanov.

Seperti dilansir hellenicshippingnews.com, pelaku usaha eksplorasi dan produksi migas sebelumnya telah melakukan lobi kepada pemerintah untuk mengubah skema pajak dari volume produksi menjadi basis keuntungan usaha.

Perubahan skema tersebut dinilai sudah mendesak untuk memacu produksi dalam negeri. Selain itu, pungutan pajak berbasis keuntungan lebih mencerminkan biaya dan risiko kegiatan eksplorasi migas dan minerba di Rusia. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Sabtu, 20 April 2024 | 17:30 WIB LAYANAN KEPABEANAN

Daftar IMEI di Bandara Bisa 24 Jam? Begini Kata Bea Cukai

Sabtu, 20 April 2024 | 16:45 WIB KEPATUHAN PAJAK

Periode SPT Badan Sisa Sepekan, Perusahaan Belum Operasi Tetap Lapor?

Sabtu, 20 April 2024 | 16:30 WIB KEANGGOTAAN FATF

Di FATF, Sri Mulyani Tegaskan Komitmen RI Perangi Kejahatan Keuangan

Sabtu, 20 April 2024 | 16:00 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Ada Ketidakpastian, Sri Mulyani Yakin Ekonomi RI Sekuat Saat Pandemi

Sabtu, 20 April 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN BEA CUKAI

Apa Beda Segel dan Tanda Pengaman Bea Cukai? Simak Penjelasannya

Sabtu, 20 April 2024 | 12:00 WIB KEPATUHAN PAJAK

Minta Perpanjangan Lapor SPT Tahunan? Ingat Ini Agar Tak Kena Sanksi

Sabtu, 20 April 2024 | 11:30 WIB KABUPATEN BULUNGAN

Sukseskan Program Sertifikat Tanah, Pemkab Beri Diskon BPHTB 50 Persen

Sabtu, 20 April 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Faktor-Faktor yang Menentukan Postur APBN Indonesia

Sabtu, 20 April 2024 | 10:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Jasa Konstruksi Bangunan bagi Korban Bencana Bebas PPN, Ini Aturannya