Ilustrasi. (foto: bsic.it)
OTTAWA, DDTCNews – Pekan lalu pemerintah Kanada merilis rancangan aturan terkait penerapan pajak barang mewah. Pajak ini akan dikenakan atas aset berupa mobil, pesawat, dan kapal. Rancangan aturan ini praktis menuai penolakan dari produsen kendaraan.
Rencananya, pajak ini akan dikenakan atas mobil dan pesawat terbang dengan harga jual CAD$100.000, setara Rp1,1 miliar. Selain itu, pajak barang mewah juga akan dikenakan pada kapal baru yang memiliki harga jual lebih dari CAD$250.000, setara Rp2,8 miliar.
“[Rencananya] pajak yang akan dikenakan sebesar 10% dari total harga jual atau 20% dari nilai di atas threshold, yang membuat biaya pajak akan lebih kecil,” tulis Carscoops, dikutip Rabu (16/3/2022).
Pajak barang mewah yang dikenakan akan berimbas pada harga kendaraan bebas emisi yang akan berada di atas threshold. Tentunya hal ini mengusik asosiasi produsen kendaraan Kanada, Canadian Vehicle Manufacturer’s Association (CVMA).
“Kanada tidak akan mencapai target kendaraan bebas emisi (zero emission vehicle/ZEV) jika tidak fokus dan berambisi untuk membantu warga Kanada beralih ke kendaraan listrik,” ujar Brian Kingston, ketua CVMA.
Menurut Kingston, memajaki ZEV saat ini adalah kebijakan yang salah. Pasalnya, saat ini harga menjadi penghalang paling signifikan bagi warga Kanada untuk beralih ke ZEV.
Selama ini, pemerintah memang telah memberikan insentif pajak pada kendaraan listrik. Namun, insentif tersebut hanya diberikan pada kendaraan listrik yang harganya rendah.
Insentif pajak yang diberikan berupa potongan pajak (tax rebate) pada jenis kendaraan tertentu. Kendaraan yang dimaksud adalah kendaraan 6 kursi dengan harga kurang dari CAD$45.000 atau kendaraan 7 kursi atau lebih dengan harga kurang dari CAD$55.000.
Kendaraan tersebut berhak mendapat tax rebate senilai CAD$5.000, setara Rp56 juta. (sap)