Presiden Rusia Vladimir Putin meletakkan lilin saat ia mengunjungi Biara Konevsky di Pulau Konevets di Danau Ladoga di Leningrad, Rusia, Minggu (1/8/2021). ANTARA FOTO/Sputnik/Alexei Nikolsky/Kremlin via REUTERS/rwa/cfo
MOSCOW, DDTCNews - Pemerintah Rusia berencana meningkatkan beban pajak sektor usaha pertambangan mulai tahun fiskal 2022.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan agenda optimalisasi pendapatan negara akan menyasar pada jenis pajak ekstraksi mineral. Industri pertambangan dan metalurgi akan membayar pajak lebih banyak mulai Januari 2022.
"Mulai tahun depan per 1 Januari saya yakin akan mengenakan pajak baru yang lebih tinggi untuk kegiatan ekstraksi mineral, ini juga termasuk industri logam," katanya, dikutip pada Selasa (10/8/2021).
Putin menjelaskan keputusan meningkatkan beban pajak berkaca pada kinerja bisnis pertambangan dan metalurgi yang tetap positif pada situasi pandemi Covid-19. Hal tersebut juga sejalan dengan gagasan Wakil Menkeu Rusia Alexei Sazanov.
Alexei Sazanov menuturkan sektor usaha yang tetap membukukan keuntungan pada masa pandemi harus berkontribusi lebih besar dalam pembayaran pajak. Menurutnya, sektor usaha pertambangan merupakan salah satu sektor usaha yang mengalami surplus pada tahun lalu.
Berdasarkan catatannya, kenaikan tarif pajak ekstraksi mineral sudah dua kali dilakukan sepanjang semester I/2021. Kenaikan itu disebabkan adanya kebutuhan tambahan penerimaan guna mendanai penanggulangan pandemi Covid-19.
Pungutan pajak berlaku saat perusahaan ekstraktif Rusia melakukan ekspor komoditas pertambangan dan metalurgi. Kenaikan pajak diharapkan mampu meningkatkan kapasitas belanja pemerintah yang diproyeksikan masih terdampak pandemi pada tahun depan.
"Langkah itu akan menandai kenaikan pajak yang ketiga untuk industri pertambangan dan metalurgi Rusia sejak awal tahun ini," ujarnya seperti dilansir marketresearchtelecast.com. (rig)