VIETNAM

Masih Tertekan Pandemi, Pengusaha Kembali Butuh Pengurangan Pajak

Dian Kurniati | Minggu, 03 Oktober 2021 | 11:30 WIB
Masih Tertekan Pandemi, Pengusaha Kembali Butuh Pengurangan Pajak

Ilustrasi.

HANOI, DDTCNews - Pemerintah Vietnam didesak untuk memberikan kembali insentif pajak untuk menyelamatkan perekonomian di tengah pandemi Covid-19.

Komite Rakyat Kota Ho Chi Minh dikabarkan mengirimkan surat kepada Kementerian Keuangan berisi permintaan insentif pajak. Menurut mereka, penyebaran Covid-19 varian delta yang tinggi menyebabkan pelaku usaha tertekan dan sulit untuk bertahan.

"Biaya pengujian kesehatan pekerja, perawatan medis, dan penyediaan peralatan pelindung diri seperti masker harus menjadi pengurang pajak," bunyi dokumen yang disampaikan Komite Rakyat Kota Ho Chi Minh, dikutip pada Minggu (3/10/2021).

Baca Juga:
Apa Itu PBJT atas Makanan dan Minuman?

Dokumen itu menyarankan pemerintah memberikan insentif berupa pengurangan PPh badan, PPN, dan biaya sewa tanah. Pengusaha juga membutuhkan memperpanjang batas waktu pembayaran pajak dan subsidi bunga kredit.

Mereka menyerukan pemotongan PPh badan sebesar 50% untuk bisnis dengan pendapatan tahunan kurang dari VND200 miliar atau Rp125,5 miliar tahun ini serta diskon 30% untuk 2022 dan 2023.

Beban pajak tersebut juga idealnya bisa dikurangkan dengan biaya uji Covid-19 kepada pekerja, perawatan medis, makanan dan biaya hidup, serta penyediaan alat pelindung diri.

Baca Juga:
PPATK: Masuknya Indonesia di FATF Perlu Diikuti Perbaikan Kelembagaan

Lalu, komite juga meminta penghapusan PPh, PPN, pajak sumber daya alam, dan pajak perlindungan lingkungan kepada bisnis UMKM pada paruh kedua 2021 dan dua tahun ke depan. PPh karyawan juga perlu dibebaskan sementara.

"Batas waktu pembayaran pajak harus diperpanjang hingga kuartal II/2022 tanpa denda keterlambatan pembayaran," bunyi dokumen itu seperti dilansir vietnamplus.vn.

Di sisi lain, pelaku usaha yang memiliki utang sewa tanah juga perlu diringankan dengan memberikan potongan 50%. Kelompok yang membutuhkan bantuan ini utamanya sektor pariwisata dan bisnis-bisnis terkait. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 19 April 2024 | 18:00 WIB KAMUS PAJAK DAERAH

Apa Itu PBJT atas Makanan dan Minuman?

Jumat, 19 April 2024 | 17:45 WIB KEANGGOTAAN FATF

PPATK: Masuknya Indonesia di FATF Perlu Diikuti Perbaikan Kelembagaan

Jumat, 19 April 2024 | 17:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Meski Tidak Lebih Bayar, WP Tetap Bisa Diperiksa Jika Status SPT Rugi

BERITA PILIHAN
Jumat, 19 April 2024 | 18:00 WIB KAMUS PAJAK DAERAH

Apa Itu PBJT atas Makanan dan Minuman?

Jumat, 19 April 2024 | 17:45 WIB KEANGGOTAAN FATF

PPATK: Masuknya Indonesia di FATF Perlu Diikuti Perbaikan Kelembagaan

Jumat, 19 April 2024 | 17:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Meski Tidak Lebih Bayar, WP Tetap Bisa Diperiksa Jika Status SPT Rugi

Jumat, 19 April 2024 | 16:45 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Jokowi Segera Bentuk Satgas Pemberantasan Judi Online

Jumat, 19 April 2024 | 16:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Jangan Diabaikan, Link Aktivasi Daftar NPWP Online Cuma Aktif 24 Jam

Jumat, 19 April 2024 | 15:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Kring Pajak Jelaskan Syarat Piutang Tak Tertagih yang Dapat Dibiayakan

Jumat, 19 April 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

DJP Persilakan WP Biayakan Natura Asal Penuhi 3M