Gedung Bank Indonesia. (foto: Antara)
JAKARTA, DDTCNews—Bank Indonesia (BI) mencatat kegiatan dunia usaha mengalami kontraksi pada kuartal II/2020 terlihat dari nilai saldo bersih tertimbang (SBT) yang minus 35,75%.
Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengatakan angka SBT pada kuartal II/2020 tersebut terkontraksi cukup dalam dibandingkan dengan angka SBT kuartal I/2020 yang hanya minus 5,56%.
“Hal tersebut terutama disebabkan oleh penurunan permintaan dan gangguan pasokan akibat pandemi Covid-19,” katanya dalam keterangan tertulis, Senin (13/7/2020).
Onny menambahkan kontraksi kegiatan dunia usaha terjadi pada seluruh sektor ekonomi dengan penurunan terdalam pada sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor jasa-jasa.
Kapasitas produksi terpakai dan penggunaan tenaga kerja pada kuartal II/2020 tercatat lebih rendah ketimbang kuartal sebelumnya. Kondisi likuiditas dan rentabilitas dunia usaha yang menurun membuat akses terhadap kredit perbankan menjadi lebih sulit.
Pada kuartal III/2020, responden memperkirakan kegiatan usaha akan berbalik didukung oleh perbaikan seluruh sektor dengan SBT sebesar 0,52%. Peningkatan kegiatan dunia usaha utamanya terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor jasa.
“Peningkatan pada sektor jasa-jasa terutama pada subsektor administrasi pemerintahan didorong oleh berbagai program pemerintah pusat dan daerah dalam rangka penanggulangan Covid-19," ujar Onny.
Di sisi lain, kinerja sektor industri pengolahan pada kuartal II/2020 mengalami kontraksi tercermin dari Prompt Manufacturing Index (PMI) BI sebesar 28,55%, turun dari kuartal periode yang sama tahun lalu 52,66%.
Kontraksi PMI pada kuartal II/2020 terjadi pada seluruh komponen pembentuk PMI BI dengan kontraksi terdalam pada komponen volume produksi. Ini juga sejalan dengan adanya permintaan yang menurun sebagai dampak pandemi Covid-19.
“Secara sektoral, seluruh subsektor mencatatkan kontraksi pada triwulan II/2020, dengan kontraksi terdalam pada subsektor tekstil, barang kulit, dan alas kaki," ujarnya.
Pada kuartal III-2020, kinerja sektor industri pengolahan diperkirakan membaik menjadi 45,72%. Peningkatan tertinggi diperkirakan terjadi pada komponen indeks volume total pesanan dan volume produksi. (rig)