FILIPINA

Kejar Target Defisit 3 Persen PDB, Filipina Lanjutkan Reformasi Pajak

Dian Kurniati | Sabtu, 18 November 2023 | 08:00 WIB
Kejar Target Defisit 3 Persen PDB, Filipina Lanjutkan Reformasi Pajak

Ilustrasi.

MANILA, DDTCNews - Menteri Keuangan Filipina Benjamin E. Diokno menegaskan komitmen pemerintah menurunkan defisit APBN menjadi 3% PDB pada 2028.

Diokno mengatakan defisit APBN akan diturunkan secara bertahap. Salah satu strateginya, melanjutkan program reformasi pajak untuk mengoptimalkan penerimaan negara.

"Konsolidasi bertahap ini mencerminkan fokus pemerintahan Marcos dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di negara ini," katanya, dikutip pada Sabtu (18/11/2023).

Baca Juga:
Danai Makan Siang Gratis, Prabowo: Ada Belanja yang Bisa Dihemat

Diokno mengatakan konsolidasi fiskal diperlukan tidak hanya untuk menjaga stabilitas ekonomi di dalam negeri, tetapi juga untuk meningkatkan kepercayaan investor. Misalnya, baru-baru ini lembaga Fitch Ratings mengumumkan peringkat utang Filipina terjaga pada level BBB atau investment grade.

Dalam laporannya, Fitch Ratings juga mencatat defisit pemerintah berpotensi menciut dari 5,4% PDB pada 2022 menjadi 3,8% PDB pada 2025. Penurunan defisit dapat terjadi karena efisiensi belanja dan optimalisasi penerimaan negara.

Di sisi lain, rasio utang pemerintah diperkirakan akan turun menjadi 61% pada 2025 setelah mencapai puncaknya pada 2023 hingga 2024 karena pertumbuhan PDB yang kuat dan menyempitnya defisit fiskal.

Baca Juga:
Menko Airlangga: Targetnya Kerek Penerimaan, Bukan Kerek PPN

Diokno menjelaskan pemerintah Marcos akan menjaga kesehatan APBN agar tetap memiliki kemampuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Dalam jangka menengah, pertumbuhan ekonomi ditargetkan mampu mencapai 6,5% hingga 8%.

Dia menyebut ada setidaknya 3 langkah utama untuk mempertahankan momentum pertumbuhan ekonomi. Ketiganya yakni melanjutkan reformasi struktural untuk meliberalisasi perekonomian, menjaga stabilitas makroekonomi, serta melakukan konsolidasi fiskal untuk menjaga keberlanjutan fiskal.

Selain itu, Kemenkeu akan terus bekerja sama dengan Kongres untuk menyelesaikan reformasi pajak guna meningkatkan penerimaan negara secara berkelanjutan. Pemerintah dan Kongres masih memiliki pekerjaan untuk mengesahkan RUU Perpajakan Pendapatan Pasif dan Perantara Keuangan dan RUU PPN pada Penyedia Layanan Digital.

"Kita perlu melanjutkan reformasi untuk membuka sektor-sektor ekonomi untuk menarik investasi asing," ujarnya dilansir mb.com.ph. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Senin, 13 Mei 2024 | 15:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Faktur Pajak Kena Reject Berhari-hari, Pastikan e-Faktur Versi Terkini

Senin, 13 Mei 2024 | 15:00 WIB APLIKASI PAJAK

DJP Jamin Taxpayer Account Management Bakal Mudah Digunakan

Senin, 13 Mei 2024 | 14:42 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Timnas Indonesia Kembali dari Piala Asia U-23, DJBC Beri Layanan Ini

Senin, 13 Mei 2024 | 14:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK DAERAH

Kemendagri Minta Pemda Siapkan Skema Sinergi Pemungutan Opsen Pajak

Senin, 13 Mei 2024 | 13:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Nota Retur Harus Dibuat Saat Barang Dikembalikan, Begini Aturannya

Senin, 13 Mei 2024 | 13:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK DAERAH

Ketentuan Pajak Daerah Terbaru di Kota Makassar beserta Tarifnya

Senin, 13 Mei 2024 | 12:00 WIB KABUPATEN TULUNGAGUNG

Biar Patuh Pajak, Pemda Siapkan Hadiah untuk Pelanggan Resto dan Hotel

Senin, 13 Mei 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Dapat Tanah atau Bangunan Kena BPHTB, Kapan Saat Terutangnya?