Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara.
JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah terus berupaya menyehatkan APBN agar defisitnya kembali ke bawah 3% terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2023.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan reformasi fiskal tersebut dilakukan baik dari sisi penerimaan maupun belanja. Menurutnya, pemerintah secara bertahap mulai menurunkan defisit setelah melonjak hingga 6,09% terhadap PDB pada tahun lalu akibat pandemi Covid-19.
"Harus dilakukan konsolidasi fiskal sehingga secara gradual defisitnya diturunkan menuju ke bawah 3% dari PDB pada 2023 dengan 2Â cara. Satu, menaikkan penerimaan. Dua, mempertajam belanja negara," katanya, Kamis (14/10/2021).
Suahasil mengatakan kedua strategi tersebut perlu dilakukan untuk menjaga keberlanjutan fiskal jangka menengah panjang. Menurutnya, tren penerimaan negara tahun ini telah menunjukkan perbaikan dan secara bersamaan terjadi penajaman belanja negara.
Dia menyebut reformasi struktural akan terus dilanjutkan untuk membangun fondasi pemulihan yang lebih kuat dan berkelanjutan. Salah satu proses reformasi struktural yang dilakukan yakni dengan mereformasi perpajakan, yang salah satunya melalui UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP).
Suahasil menilai UU HPP akan mendorong sistem perpajakan menjadi lebih adil, sehat, efektif, dan akuntabel. Alasannya, basis penerimaan yang baik harus dibangun melalui sistem perpajakan yang kuat.
Â
"Reformasi perpajakan kami harapkan menciptakan basis pajak yang kuat, basis pajak yang berkelanjutan, yang pada gilirannya menciptakan pertumbuhan APBN yang baik, APBN yang sehat," ujarnya.
Suahasil menambahkan APBN menjadi instrumen countercyclical untuk menangani krisis kesehatan akibat pandemi Covid-19, memberi perlindungan sosial kepada masyarakat, serta mendukung pemulihan ekonomi. Walaupun sempat mengalami defisit hingga 6,09% pada 2020, defisit tahun ini diperkirakan turun menjadi 5,7% serta berlanjut ke level 4,85% pada 2022 dan kembali di bawah 3% pada 2023. (sap)