KINERJA INFLASI

Efek Corona, BPS Sebut Pergerakan Inflasi Mei Jadi Tidak Biasa

Dian Kurniati | Selasa, 02 Juni 2020 | 14:32 WIB
Efek Corona, BPS Sebut Pergerakan Inflasi Mei Jadi Tidak Biasa

Pembeli memilih cabai merah di Pasar Induk Rau, Serang, Banten, Selasa (2/6/2020). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi bulan Mei sebesar 0,07 persen atau turun tajam dibanding inflasi bulan Mei tahun 2019 yang mencapai 0,68 persen, sedangkan inflasi tahun kalender (Januari-Mei) sebesar 0,90 persen dan tahun ke tahun sebesar 2,19 persen. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/foc.

JAKARTA, DDTCNews—Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Mei 2020 mencapai 0,07%. Angka tersebut dinilai tidak biasa mengingat inflasi pada bulan puasa dan Lebaran umumnya melonjak.

“Kita semua menyadari situasi ini tidak biasa karena Covid. Biasanya kalau Ramadan dan Idulfitri permintaannya meningkat sehingga inflasi tinggi, tapi kali ini tidak," kata Kepala BPS Suhariyanto melalui konferensi video, Selasa (6/2/2020).

Suhariyanto mengatakan inflasi Mei 2020 juga lebih rendah dibandingkan dengan April 2020 sebesar 0,08%. Demikian pula jika dibandingkan dengan Mei 2019 sebesar 0,68%. Adapun inflasi secara tahun berjalan sebesar 0,09%.

Baca Juga:
Gaji Anggota Firma atau CV Tak Bisa Dibiayakan, Harus Dikoreksi Fiskal

Pandemi Covid-19 yang dibarengi kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), lanjutnya, telah menyebabkan penurunan permintaan masyarakat terhadap berbagai barang dan jasa di sejumlah daerah.

Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok transportasi dengan inflasi 0,87%. Disusul kelompok kesehatan 0,27%, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,12%, dan kelompok penyediaan makanan dan minuman sebesar 0,08%.

“Berbanding terbalik, untuk kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami deflasi 0,32%,” ujar Suhariyanto.

Baca Juga:
Kring Pajak Jelaskan Syarat Piutang Tak Tertagih yang Dapat Dibiayakan

Jika dilihat berdasarkan komponennya, inflasi inti tercatat sebesar 0,06% dengan andil 0,04 persen, komponen harga diatur pemerintah terjadi inflasi 0,67% dengan andil 0,12%, serta komponen bergejolak dengan deflasi 0,5 persen dengan andil -0,09%.

Sementara itu, komponen harga bergejolak terdiri dari komponen energi dengan inflasi 0,08% dan komponen bahan makanan dengan deflasi 0,13%.

Dari 90 kota yang dipantau oleh BPS, inflasi terjadi di 67 kota, sedangkan 23 kota lainnya mengalami deflasi.

Inflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan, yakni 1,2% dan inflasi terendah terjadi di Tanjung Pinang, Bogor, dan Madiun sebesar 0,01%. Sementar deflasi tertinggi terjadi di Luwuk sebesar 0,39%, dan deflasi terendah di Manado 0,01%. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Jumat, 19 April 2024 | 18:00 WIB KAMUS PAJAK DAERAH

Apa Itu PBJT atas Makanan dan Minuman?

Jumat, 19 April 2024 | 17:45 WIB KEANGGOTAAN FATF

PPATK: Masuknya Indonesia di FATF Perlu Diikuti Perbaikan Kelembagaan

Jumat, 19 April 2024 | 17:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Meski Tidak Lebih Bayar, WP Tetap Bisa Diperiksa Jika Status SPT Rugi

Jumat, 19 April 2024 | 16:45 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Jokowi Segera Bentuk Satgas Pemberantasan Judi Online

Jumat, 19 April 2024 | 16:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Jangan Diabaikan, Link Aktivasi Daftar NPWP Online Cuma Aktif 24 Jam

Jumat, 19 April 2024 | 15:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Kring Pajak Jelaskan Syarat Piutang Tak Tertagih yang Dapat Dibiayakan

Jumat, 19 April 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

DJP Persilakan WP Biayakan Natura Asal Penuhi 3M