PERTUMBUHAN EKONOMI

Ekonomi Tumbuh 4,95%, Sri Mulyani Ungkap Faktor Pendorongnya

Redaksi DDTCNews
Sabtu, 09 November 2024 | 16.35 WIB
Ekonomi Tumbuh 4,95%, Sri Mulyani Ungkap Faktor Pendorongnya

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan keterangan pers APBN KiTa edisi November 2024 di Jakarta, Jumat (8/11/2024). Sri Mulyani melaporkan APBN 2024 mengalami defisit Rp309,2 triliun atau 1,37 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) per Oktober namun defisit tersebut masih lebih kecil dari yang ditetapkan bersama DPR pada UU APBN, yakni sebesar 2,29 persen. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/tom.

JAKARTA, DDTCNews - Perekonomian RI masih sanggup tumbuh 4,95% pada kuartal III/2024. Pertumbuhan ini sedikit lebih tinggi jika dibandingkan dengan kinerja pada kuartal III/2023 yang tumbuh sebesar 4,49%.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan kinerja perekonomian ini paling banyak didukung oleh konsumsi rumah tangga dari sisi pengeluaran dan sektor manufaktur dari sisi produksi. 

“Kemarin BPS telah menyampaikan kuartal III dari perekonomian kita, growth-nya 4,95%,” ungkap Sri Mulyani, dikutip pada Sabtu (9/11/2024).

Dari sisi pengeluaran, kinerja ekonomi ditopang oleh konsumsi rumah tangga dengan pertumbuhan mencapai 4,91%. Capaian ini terbilang stagnan jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2024 sebesar 4,9%. 

Secara terperinci, menkeu menambahkan, pertumbuhan konsumsi ini didorong oleh 3 faktor, yaitu peningkatan mobilitas masyarakat, terjaganya permintaan domestik, dan inflasi yang terkendali pada level 1,7%. 

Selanjutnya, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi tumbuh lebih kuat dibanding kuartal sebelumnya. Pada kuartal III/2024, pertumbuhan PMTB mencapai 5,15%, sedangkan pada kuartal sebelumnya bertumbuh sebesar 4,4%. 

Menurut Sri Mulyani, konsumsi rumah tangga dan PMTB berkontribusi sebesar lebih dari 80% terhadap PDB. Hal ini menandakan underlying perekonomian Indonesia masih kuat. 

“Untuk dua hal ini, konsumsi rumah tangga dan PMTB, sudah menjelaskan lebih dari 80% dari GDP kita, jadi kalau kita lihat underlying kita masih kuat,” ujarnya.

Kemudian, pada komponen pengeluaran konsumsi pemerintah bertumbuh 4,62%, lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (LNPRT) bertumbuh 11,69%, ekspor tumbuh 9,09%, dan impor naik 11,47%. 

Selanjutnya, apabila pertumbuhan ekonomi dilihat dari sisi produksi, sektor manufaktur menjadi kontributor terbesar dengan pertumbuhan sebesar 4,72%. Capaian ini lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya dengan capaian 3,95%. 

Pertumbuhan ini ditopang kuatnya permintaan domestik, permintaan luar negeri, dan industri yang berbasis hilirisasi. 

Sementara itu, jika dilihat per sektor, pertumbuhan sektor pertanian tercatat sebesar 1,69%, perdagangan 4,82%, konstruksi bertumbuh 7,48%, pertambangan 3,46%, dan transportasi naik 8,64%. (Syallom Aprinta Cahya Prasdani/sap)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.