KEBIJAKAN MONETER

Dipengaruhi Pajak dan Utang, Cadangan Devisa Naik Jadi US$145,2 Miliar

Dian Kurniati
Senin, 10 April 2023 | 13.30 WIB
Dipengaruhi Pajak dan Utang, Cadangan Devisa Naik Jadi US$145,2 Miliar

Ilustrasi. Petugas menunjukan uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (3/1/2023). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.

JAKARTA, DDTCNews - Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2023 mencapai US$145,2 miliar.

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan cadangan devisa tersebut meningkat 3,49% dari Februari 2023 sejumlah US$140,3 miliar. Menurutnya, kenaikan cadangan devisa tersebut didorong penerimaan pajak dan penarikan utang.

"Peningkatan posisi cadangan devisa pada Maret 2023 antara lain dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan penarikan pinjaman luar negeri pemerintah," katanya, Senin (10/4/2023).

Erwin menuturkan posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Posisi cadangan devisa itu juga berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

"Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai," ujar Erwin.

Dia menambahkan cadangan devisa akan tetap memadai karena didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga seiring dengan respons kebijakan dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung proses pemulihan ekonomi nasional.

Pada Februari 2023, BI mencatat posisi cadangan devisa mencapai US$140,3 miliar, meningkat dari posisi bulan sebelumnya senilai US$139,4 miliar. Kenaikan cadangan devisa kala itu dikarenakan penerimaan pajak serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah. (rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.