Ilustrasi BKPM. (foto: BKPM)
JAKARTA, DDTCNews – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) optimistis rapor merah yang diterima untuk kinerja investasi tahun lalu tidak akan terulang lagi tahun ini. Beberapa sentimen eksternal dinilai akan berpengaruh pada perbaikan arus modal pada 2019.
Kepala BKPM Thomas Lembong mengatakan setidaknya ada dua faktor yang melandasi optimismenya terhadap arus investasi tahun ini. Pertama, faktor eksternal berupa proyeksi turunnya tensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan negara mitra dagangnya, terutama China.
“Eskalasi perang dagang AS itu mulai Maret dan April 2018. Itu memberikan shock yang cukup signifikan pada sentimen investasi secara global. 2018 merupakan tahun sulit untuk FDI [foreign direct investment/penanaman modal asing]," katanya dalam konferensi pers, Rabu (30/1/2019).
Namun, seiring dengan meredanya perang dagang, Thomas melihat adanya harapan untuk menggenjot realisasi investasi terutama di negara emerging market seperti Indonesia. Menurutnya, investor global melihat adanya jalan keluar bagi perang dagang antara AS dan China untuk bisa diselesaikan pada 2019.
Kedua, momentum pesta demokrasi pada tahun ini. Menurutnya, investor melihat adanya kesamaan platform ekonomi dari dua kubu yang bertarung pada April nanti. Menurutnya, siapapun yang keluar sebagai pemenang tidak akan banyak mengubah arah kebijakan dan reformasi ekonomi.
Dengan demikian, Thomas optimistis target realisasi investasi tahun ini senilai Rp792,3 triliun dapat dipenuhi. Siklus ekonomi dan politik, menurutnya, sangat mendukung bagi para pelaku usaha melakukan ekspansi bisnis.
“Diskusi dengan investor global menunjukan secara umum dunia usaha optimis. Kalaupun ada kejutan, arah kebijakan tidak akan banyak berubah, di mana tetap melakukan reformasi perekonomian dan modernisasi,” imbuhnya.
Seperti diketahui, realisasi investasi 2018 mencapai Rp721,3 triliun, tumbuh 4,1% dibandingkan realisasi pada tahun sebelumnya Rp692,8 triliun. Pertumbuhan tersebut tercatat melambat dibandingkan pertumbuhan pada 2017 sebesar 13,1%. Selain itu, realisasi investasi hanya mencapai 94,3% dari target. (kaw)