PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan PPN dan PPnBM Positif, Begini Kata Sri Mulyani

Dian Kurniati
Sabtu, 22 Oktober 2022 | 09.00 WIB
Penerimaan PPN dan PPnBM Positif, Begini Kata Sri Mulyani

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengikuti rapat kerja Pembicaraan TK.1/ Pembahasan RUU tentang pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN tahun 2021 dengan Banggar DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (1/9/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.

JAKARTA, DDTCNews - Kementerian Keuangan mencatat realisasi penerimaan pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) hingga September 2022 senilai Rp504,5 triliun. Angka tersebut setara 78,9% dari target.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kinerja positif penerimaan PPN/PPnBM menunjukkan konsumsi masyarakat yang mengalami perbaikan dari tekanan pandemi Covid-19. Dia berharap tren tersebut akan berlanjut sehingga realisasinya pada akhir tahun dapat mencapai target.

"Ini kalau akselerasi terus, kita berharap target dari PPN akan tercapai atau terlewati," katanya dalam konferensi pers APBN Kita, dikutip Sabtu (22/10/2022).

Sri Mulyani mengatakan realisasi penerimaan PPN hingga September 2022 menunjukkan kinerja positif, baik pada PPN dalam negeri maupun PPN impor. PPN dalam negeri hingga September 2022 tumbuh 39,8%, jauh lebih kuat ketimbang periode yang sama 2021 dengan pertumbuhan 13,9%.

Penerimaan PPN dalam negeri juga berkontribusi 22% dari total penerimaan pajak hingga September 2022.

Secara bulanan, penerimaan PPN dalam negeri pada September 2022 tumbuh 30,9%, melambat dari bulan sebelumnya yang tumbuh 24,8%. Menurutnya, kondisi itu terjadi karena konsumsi yang masih kuat dan menurunnya restitusi.

Sementara pada PPN impor, realisasinya tumbuh 48,2%, lebih kuat ketimbang periode yang sama 2021 dengan pertumbuhan 29,5%. PPN impor memiliki kontribusi sebesar 15,1% terhadap penerimaan pajak hingga September 2022.

Secara bulanan, PPN impor tumbuh 42,8%, melemah dari bulan sebelumnya yang sebesar 63,9% sejalan dengan terjaganya aktivitas impor.

"Ini artinya aktivitas penciptaan nilai tambah atau produktif di perekonomian kita masih berdegup dan berdenyut sangat kuat. Momentum ini yang kita harapkan akan terlihat pada growth kuartal III/2022 yang cukup tinggi," ujarnya. (sap)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.