Presiden Jokowi. (tangkapan layar)
JAKARTA, DDTCNews - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan program hilirisasi mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah secara signifikan.
Jokowi menyodorkan contoh ProvinsiĀ Maluku Utara yangĀ mampu mencatatkan pertumbuhan ekonomi hingga 27%. Kinerja ekonomi yang moncer ini disebabkan keberadaan industri pengolahan smelter guna mendukung hilirisasi nikel di provinsi tersebut.
"Bisa angka 27% ini dari mana? Saya awalnya tidak percaya. Setelah saya cek, dulu ekspornya nikel hanya mentahan, sekarang sudah ada industri smelter di sana. Inilah kenapa berkali-kali saya sampaikan hilirisasi, ya karena itu," ujar Jokowi, Kamis (29/9/2022).
Jokowi mengatakan capaian ekspor nikel secara nasional bertumbuh amat signifikan berkat larangan ekspor bijih nikel dan hilirisasi. Jokowi menceritakan 4 tahun lalu nilai ekspor nikel dalam setahun hanya mencapai Rp15 triliun. Setelah adanya hilirisasi, ekspor nikel tercatat mampu mencapai Rp360 triliun pada 2021.
Jokowi mengatakan ke depan pemerintah akan melarang ekspor komoditas dan mendorong hilirisasi timah, tembaga, dan bahan-bahan mentah lainnya yang selama ini diekspor tanpa diolah terlebih dahulu.
"Jangan sampai kita berpuluh-puluh tahun hanya menjual barang mentah saja, ini setop. Tapi satu-satu enggak barengan dan harus kita paksa," ujar Jokowi.
Tak hanya meningkatkan kinerja ekspor, hilirisasi juga bisa berperan dalam mengurangi impor barang-barang tertentu yang seharusnya bisa diproduksi di dalam negeri. Salah satu barang yang dimaksud adalah aspal.
Indonesia tercatat mengimpor aspal sebanyak 5 juta ton per tahun. Namun, Indonesia sesungguhnya memiliki potensi aspal sebesar 662 juta ton. Potensi tersebut selama ini tidak dimaksimalkan karena hanya ada 1 industri yang memproduksi aspal di Buton, produksinya pun hanya 100.000 ton per tahun.
"Kita impor malah, punyaĀ raw materialĀ malah impor. Ini apa-apaan. Kesalahan-kesalahan seperti ini yang harus dihentikan," ujar Jokowi. (sap)