Dirjen Bea dan Cukai Askolani. (tangkapan layar)
JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah terus mengkaji besaran kenaikan tarif cukai hasil tembakau (CHT) atau rokok pada 2022.
Dirjen Bea dan Cukai Askolani mengatakan terdapat sejumlah aspek yang masih dikaji dalam penetapan tarif cukai rokok tahun depan. Meski demikian, dia menargetkan kajian tersebut bisa rampung bulan ini. Selanjutnya, hasil kajian akan ditetapkan dalam bentuk peraturan menteri keuangan (PMK).
"Saat ini masih kami review di internal pemerintah dan mudah-mudahan insyaallah bulan ini bisa kita selesaikan setelah ditetapkan oleh pimpinan," katanya dalam konferensi pers APBN Kita, Senin (25/10/2021).
Askolani mengatakan pemerintah ingin memastikan kebijakan mengenai kenaikan tarif cukai rokok sejalan dengan semua kebijakan pada tahun depan. Selain itu, arah kebijakan tarif cukai rokok juga tetap memperhatikan UU APBN 2022 yang telah disepakati pemerintah bersama DPR.
Setiap tahun, pemerintah biasanya melakukan perubahan terhadap tarif cukai rokok. Beberapa dimensi yang dipertimbangkan dalam merumuskan kebijakan tarif cukai rokok yakni sisi kesehatan, petani, industri, tenaga kerja, dan penerimaan negara.
Dalam pembahasannya, kajian mengenai kebijakan tarif cukai tersebut juga melibatkan sejumlah kementerian teknis dan lembaga.
Target penerimaan cukai pada UU APBN 2022 mencapai Rp203,92 triliun. Angka tersebut naik 13,2% dari target tahun ini yang senilai Rp180,0 triliun.
Adapun pada 2021, pemerintah menetapkan kenaikan tarif cukai rokok rata-rata 12,5%. Kenaikan tersebut lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 23% karena salah satunya mempertimbangkan adanya pandemi Covid-19. (sap)