Ilustrasi. Kantor Pusat OECD di Paris, Prancis. (foto: oecd.org)
JAKARTA, DDTCNews – Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) memprediksi pertumbuhan PDB Indonesia pada tahun ini akan terkontraksi hingga -3,3%, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya sebesar -2,8%.
Proyeksi itu tertuang dalam laporan Economic Outlook for Southeast Asia, China and India 2020 – November Update. OECD menilai Indonesia belum mampu menekan laju penularan Covid-19. Kasus Covid-19 sudah mencapai sekitar 350.000 kasus sejak dimulainya pandemi.
"Pembatasan sosial berskala besar yang diberlakukan pada April 2020 kembali terjadi pada September dan Oktober 2020. Disrupsi terus menerus akibat Covid-19 menciptakan dampak berkelanjutan pada konsumsi dan investasi," sebut OECD, Jumat (13/11/2020).
Meski proyeksi dikoreksi menurun, OECD justru meningkatkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan. Menurut OECD, ekonomi Indonesia bisa tumbuh 5,3% pada 2021, lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya sebesar 5,2%.
Seperti dilansir www.keepeek.com, OECD menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan akan didorong oleh mulai meningkatnya aktivitas ekonomi global serta dilanjutkannya pembangunan infrastruktur.
Untuk diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2020 mengalami kontraksi hingga -3,49% (yoy). Secara kumulatif, perekonomian Indonesia dari kuartal II/2020—kuartal III/2020 tercatat terkontraksi hingga -2,03%.
Apabila dipilah berdasarkan komponen pembentuk PDB-nya, tampak hanya konsumsi pemerintah yang mampu tumbuh positif pada kuartal III/2020. Secara tahunan, konsumsi pemerintah pada kuartal III/2020 mampu tumbuh mencapai 9,76%.
Dua komponen terbesar PDB Indonesia yakni konsumsi rumah tangga dan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) masing-masing tercatat masih terkontraksi sebesar -4,04% dan -6,48%. Meski begitu, angka tersebut masih lebih baik bila ketimbang kuartal II/2020. (rig)