Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu. (tangkapan layar Youtube BKF Kemenkeu)
JAKARTA, DDTCNews – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menyebut tanda-tanda resesi ekonomi sudah terlihat sejak awal tahun.
Febrio mengatakan tanda-tanda resesi bahkan sudah terlihat sejak kuartal I/2020. Saat itu pertumbuhan ekonomi melambat 2,97%. Kemudian, pada kuartal II/2020, pertumbuhan ekonomi -5,32%. Pada kuartal III/2020, pemerintah memproyeksi pertumbuhan ekonomi -2,9% hingga -1%.
“Kalau resesi, ya sudah resesi. Resesi ini bukan sesuatu yang seperti hantu, tiba-tiba datang lalu kita kaget. Resesi ini perlambatan kegiatan ekonomi keseluruhan,” katanya melalui konferensi video, Jumat (25/9/2020).
Febrio menjelaskan resesi secara teknis adalah ketika pertumbuhan ekonomi minus selama dua kuartal berturut-turut. Oleh karena itu, pemerintah tetap harus menunggu pengumuman resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS).
Meski demikian, gejala perlambatan ekonomi bisa langsung terlihat sejak awal tahun ini. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia selama satu dekade yang selalu di atas 5%. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi kuartal IV/2020 akan lebih baik. Dia juga optimistis ekonomi semakin baik pada 2021.
Untuk tahun depan, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi antara 4,5% hingga 5,5%. Berbagai strategi pemulihan ekonomi juga tetap berlanjut, seperti program jaring pengaman sosial hingga dukungan dunia usaha.
"Memang bukan tanpa kerja keras. Kami harus melakukan berbagai policy untuk membuat perekonomian semakin kuat dan pulih," ujarnya.
Febrio menilai ekonomi Indonesia masih lebih baik ketimbang negara-negara lain. Dia merujuk proyeksi Bank Dunia yang menyebut sekitar lebih dari 92% negara di dunia akan mengalami krisis ekonomi.
Menurutnya, Indonesia masuk di antara 8% negara yang selamat dari krisis karena kontraksi ekonominya cenderung ringan. (kaw)