Direktur Pembiayaan Syariah Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu Dwi Irianti Hadiningdyah (kanan) memberikan penjelasan mengenai sukuk ritel seri SR-013. (tangkapan layar Youtube DJPPR Kemenkeu)
JAKARTA, DDTCNews – Pemerintah menargetkan penjualan surat berharga negara (SBN) ritel berupa sukuk ritel seri SR-013 senilai lebih dari Rp5 triliun.
Direktur Pembiayaan Syariah Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu Dwi Irianti Hadiningdyah memproyeksi sukuk ritel seri SR-013 akan dibeli banyak investor. Pasalnya, imbal hasil atau kupon yang ditawarkan sebesar 6,05% lebih besar dari rata-rata bunga deposito 4—5%.
"Untuk target awal, kami menetapkan Rp5 triliun. Meski demikian, sebagaimana kami ingin mengembangkan dan memperdalam pasar keuangan domestik, nanti berapa pun yang masuk Insyaallah kami akan serap,” katanya dalam peluncuran sukuk ritel SR-013 secara virtual, Jumat (28/8/2020).
Dwi menilai sukuk ritel SR-013 juga akan dilirik oleh kalangan milenial yang mulai melek investasi. Apalagi, proses pemesanan SR-013 sudah bisa dilakukan melalui sistem online yang mudah.
Dia menjelaskan investor bisa membeli SR-013 dengan nilai minimum Rp1 juta dan maksimum Rp3 miliar. Tingkat imbal hasil atau kuponnya ditetapkan sebesar 6,05%, dipotong pajak 15%. Besaran pajak tersebut lebih kecil dibanding pajak bunga deposito yang mencapai 20%.
SR-013 tersebut bertenor 3 tahun tetapi bersifat tradable atau dapat diperdagangkan. Investor dapat menjual SR-013 setelah masa minimum holding period berakhir mulai 11 Desember 2020.
Dwi menyebut SR-013 mulai ditawarkan hari ini, 28 Agustus hingga 23 September 2020. Penetapan hasil penjualan akan dilakukan pada 28 September 2020. Setelmen dilakukan pada 30 September 2020.
Menurutnya, penetapan target pembelian sukuk ritel SR-013 senilai Rp5 triliun juga telah didiskusikan dengan 31 mitra distribusi yang telah ditunjuk. Hingga waktu penawaran ditutup, dia optimistis nilai pembelian sukuk ritel SR-013 akan melebihi target yang ditetapkan pemerintah.
“Melihat animonya, kelihatannya jauh lebih besar dari Rp5 triliun," ujarnya. Adapun penjualan sukuk ritel seri sebelumnya, yakni SR-012, mencapai Rp12,14 triliun. (kaw)