JAKARTA, DDTCNews – Wajib pajak yang belum memadankan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) sudah tidak bisa melakukan pemadanan secara mandiri.
Ditjen Pajak (DJP) menyatakan pemadanan NIK menjadi NPWP secara mandiri oleh wajib pajak telah berakhir sejak 31 Desember 2024. Adapun pemadanan NIK menjadi NPWP kini harus dilakukan oleh petugas di Kantor Pelayanan Pajak (KPP).
“Pemadanan NIK menjadi NPWP secara mandiri oleh wajib pajak berakhir pada 31 Desember 2024 sehingga saat ini untuk melakukan pemadanan NIK menjadi NPWP harus dilakukan oleh petugas pelayanan di kantor pajak,” jelas DJP melalui Coretaxpedia, dikutip pada Rabu (3/12/2025).
Untuk itu, wajib pajak yang belum melakukan pemadanan NIK menjadi NPWP kini harus datang langsung ke KPP terdekat. Hal ini perlu dilakukan untuk pengecekan status pemadanan sekaligus dilakukan pemadanan oleh petugas pelayanan di KPP.
Pemadanan NIK menjadi NPWP perlu menjadi perhatian mengingat akses coretax kini menggunakan NPWP 16 digit. Bagi orang pribadi yang merupakan penduduk, NPWP 16 digit tersebut berupa NIK. Untuk itu, wajib pajak yang telah memiliki NPWP perlu memadankannya menjadi NIK.
Sebelum 2025, wajib pajak bisa memadankan NIKnya menjadi NPWP secara mandiri melalui DJP Online. Selain itu, DJP sempat menyediakan Portal NPWP versi 1 yang dipakai untuk memfasilitasi pengecekan status pemadanan NIK-NPWP secara massal. Simak DJP Sediakan Portal Baru untuk Pemadanan NIK-NPWP oleh Pihak Lain.
Sebagai informasi, pemerintah menjadikan NIK sebagai NPWP orang pribadi semenjak berlakunya UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP). Penggunaan NIK sebagai NPWP itu dimaksudkan sebagai bentuk dukungan atas kebijakan satu data Indonesia.
Pemerintah pun menerbitkan PMK 112/2022 sebagai aturan pelaksanaan penggunaan NIK sebagai NPWP. Implementasi NIK menjadi NPWP dilakukan secara bertahap hingga akhirnya diterapkan secara penuh sejak 1 Juli 2024 berdasarkan PER-06/PJ/2024. (rig)
