PROGRAM PEMERINTAH

MBG Sebabkan Inflasi Pangan, BGN Minta Dapur Variasikan Menu Makanan

Muhamad Wildan
Rabu, 19 November 2025 | 10.30 WIB
MBG Sebabkan Inflasi Pangan, BGN Minta Dapur Variasikan Menu Makanan
<p>Ilustrasi. Pekerja menunjukan menu Makanan Bergizi Gratis (MBG) saat proses pemorsian di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Polres Gresik, Yosowilangun, Gresik, Jawa Timur, Senin (17/11/2025). ANTARA FOTO/Rizal Hanafi/foc.</p>

JAKARTA, DDTCNews - Badan Gizi Nasional (BGN) akan mendiversifikasi menu makan bergizi gratis (MBG) dalam rangka menekan inflasi pangan di daerah.

Menurut Wakil Kepala BGN Nanik S Deyang, harga bahan baku pangan yang digunakan untuk penyediaan MBG mengalami kenaikan akibat tingginya kebutuhan satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG).

"Penyediaan bahan baku MBG bisa memicu inflasi. Harga wortel sudah sangat tinggi, kini di kisaran Rp23.000 - Rp25.000 per kilogram, padahal sebelumnya hanya Rp12.000 - Rp14.000. Telur dan ayam potong juga ikut naik," katanya, dikutip pada Rabu (19/11/2025).

Selama ini, lanjut Nanik, penggunaan bahan baku makanan MBG oleh SPPG juga cenderung kurang bervariasi. Hal ini dilakukan oleh SPPG dengan pertimbangan keamanan setelah terjadinya insiden keracunan di berbagai daerah.

"Substitusi bahan kurang dilakukan. SPPG cenderung menggunakan bahan yang aman dan itu-itu saja sehingga komoditas tertentu langsung tertekan permintaannya," ujarnya.

Berkaca pada kondisi tersebut, SPPG diminta memperluas pilihan bahan baku dalam penyusunan menu harian. Upaya diversifikasi tidak hanya menekan inflasi, tetapi juga membantu petani, peternak, dan UMKM lokal.

Menurut Nanik, saat ini masih banyak pangan dengan stok besar, tetapi kurang terserap misalnya kentang. Adapun bahan pangan yang harganya mulai naik karena minimnya stok antara lain buncis, kacang panjang, hingga pakcoy.

"Mana harga yang jatuh akan kita instruksikan untuk digunakan. Mana yang naik akan kita kurangi. Diversifikasi adalah kunci agar MBG tetap berjalan tanpa menekan pasar," tuturnya.

Sebagai informasi, inflasi komponen harga pangan bergejolak atau volatile food pada Oktober 2025 mencapai 6,59% (yoy), jauh melebihi inflasi umum yang hanya sebesar 2,86% (yoy).

Komoditas pangan dengan sumbangsih inflasi tertinggi antara lain cabai merah, telur ayam ras, dan daging ayam ras. Harga cabai naik akibat menurunnya pasokan, sedangkan harga telur dan daging ayam naik akibat kenaikan biaya input produksi dan permintaan program MBG. (rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Ingin selalu terdepan dengan kabar perpajakan terkini?Ikuti DDTCNews WhatsApp Channel & dapatkan berita pilihan di genggaman Anda.
Ikuti sekarang
News Whatsapp Channel
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.