JAKARTA, DDTCNews - Melalui belanja perpajakan (tax expenditure) tiap tahunnya, pemerintah menyediakan berbagai kebijakan insentif pajak yang bertujuan untuk mendukung perkembangan industri dalam negeri.
Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza menegaskan banyaknya insentif pajak mencerminkan bahwa kebijakan pajak di Indonesia tidak semata-mata fokus meraup penerimaan, tetapi juga diarahkan untuk mengembangkan industri nasional. Dia optimistis jika industri semakin berkembang maka kontribusi pajaknya pun makin tinggi.
"Semakin besar, berkembang dan meluasnya industri nasional, serta semakin banyaknya tenaga kerja yang terlibat, maka potensi pendapatan negara melalui pajak dan pendapatan lainnya semakin besar," katanya dalam Seminar Nasional TAXPLORE UI 2025, Kamis (2/10/2025).
Faisol memaparkan ada sejumlah insentif pajak yang dapat dimanfaatkan oleh para pelaku industri. Contoh, ada insentif PPN ditanggung pemerintah (DTP) dan PPnBM DTP atas penyerahan kendaraan listrik (electric vehicle/EV).
Lalu, ada insentif berupa bea masuk 0% dan PPnBM DTP atas impor kendaraan listrik completely built up (CBU) yang berlaku hingga 31 Desember 2025. Stimulus fiskal tersebut bertujuan untuk mendorong elektrifikasi kendaraan dan industri EV dalam negeri.
"Ini salah satu cara pemerintah mendukung industri nasional supaya mulai berminat mengembangkan mobil listrik sebagai kendaraan alternatif, serta komitmen Paris Agreement [net zero emission] bisa terlaksana lebih cepat," tutur Faisol.
Tidak hanya itu, lanjut Faisol, pemerintah telah menerapkan sejumlah insentif fiskal lain seperti tax holiday untuk industri pionir, tax allowance untuk mendorong ekspansi usaha, serta supertax deduction untuk mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang).
Dia optimistis sederet fasilitas fiskal tersebut dapat meningkatkan aliran investasi yang masuk ke dalam negeri, mengasah kemampuan dan keterampilan SDM Indonesia, serta mendorong kemampuan industri dalam berinovasi.
"Kebijakan perpajakan berperan ganda, tidak hanya sebagai instrumen fiskal tapi juga instrumen strategis dalam memperkuat struktur industri nasional, untuk memastikan daya saing kita untuk jangka yang panjang," ujar Faisol. (rig)