JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah mengeklaim konsumsi domestik masih kuat seiring dengan peningkatan mobilitas dan belanja di ritel, baik di toko online maupun offline.
Melihat beberapa indikator tersebut, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut fundamental perekonomian Indonesia saat ini kuat dan stabil. Menurutnya, ini juga tecermin dari pertumbuhan ekonomi pada semester I/2025 yang terjaga di level 5,12%.
"Konsumsi domestik masih kuat seiring meningkatnya mobilitas masyarakat, kenaikan aktivitas belanja ritel dan dorongan stimulus untuk daya beli," katanya, Senin (1/9/2025).
Airlangga menuturkan pemerintah akan menyiapkan insentif pada semester II/2025. Kebijakan itu bertujuan mendorong konsumsi masyarakat, terutama menjelang Natal dan tahun baru (Nataru).
Dia mengungkapkan ada sejumlah program yang diterapkan untuk mendorong daya beli sekaligus konsumsi masyarakat. Program tersebut antara lain Kredit Investasi Padat Karya untuk revitalisasi mesin produksi, makan bergizi gratis (MBG).
Kemudian, stimulus untuk sektor pariwisata seperti bundling paket wisata dan diskon tiket transportasi darat, laut, dan tol. Berikutnya, ada program fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) dan PPN DTP rumah 100% hingga Desember 2025.
"Nah seluruh program ini dirancang untuk menggerakkan ekonomi rakyat secara langsung sambil menjaga konsumsi domestik," tutur Airlangga.
Lebih lanjut, Airlangga menyampaikan negara membutuhkan 3 aspek pendukung yang dapat menjadi bekal untuk mencapai target pertumbuhan sekitar 5,0% - 5,2% pada tahun fiskal 2025.
Pertama, kinerja investasi perlu dikerek ke level Rp924 triliun, kenaikan impor barang modal 32,5%, capital expenditure (capex) BUMN, dan belanja modal pemerintah yang mencapai 17,94% pada semester I/2025.
Kedua, dia menilai stimulus ekonomi yang digelontorkan pada semester I/2025 berdampak positif sehingga akan dilanjutkan pada paruh kedua tahun ini.
Ketiga, pemerintah akan mendorong realisasi belanja negara minimal 25% dari total APBN atau sebesar Rp694 triliun, dan mempercepat realisasi belanja K/L besar guna mendongkrak perekonomian di akhir tahun.
"Untuk mencapai target pertumbuhan 5% - 5,2%, pemerintah terus menyiapkan strategi ke depan," ujar Airlangga. (rig)