JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah memproyeksikan ajang internasional balap MotoGP yang digelar di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika menghasilkan perputaran ekonomi sekitar Rp4,8 triliun.
Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso menyebut perputaran ekonomi itu meliputi sektor akomodasi, transportasi, kuliner, dan penjualan produk kreatif. Hal ini turut didukung tingginya minat wisatawan terhadap sport tourism.
"Momentum ini harus dimanfaatkan untuk memperkuat daya saing kawasan dan menarik lebih banyak investasi strategis," katanya Susiwijono yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Pelaksana Dewan Nasional KEK, Senin (6/10/2025).
Susiwijono menilai penyelenggaraan MotoGP 2025 di KEK Mandalika tergolong sukses ketimbang tahun sebelumnya. Ini tecermin dari peningkatan jumlah pengunjung, hanya 121.252 penonton pada 2024 menjadi 140.324 orang pada 2025 atau naik 15,73%.
Selain peningkatan jumlah penonton, kunjungan wisatawan ke area Paddock dan VIP Village naik 36%. Hal ini juga menunjukkan antusiasme wisatawan terhadap destinasi sport tourism unggulan di Indonesia.
Sejalan dengan itu, Susiwijono menilai MotoGP 2025 bakal mendongkrak investasi dan pariwisata, terutama di wilayah NTB. Dia pun mengeklaim keberhasilan aksi balap kelas dunia menandakan KEK Mandalika berperan efektif menjadi katalis pertumbuhan ekonomi daerah.
Hingga Juni 2025, realisasi investasi di KEK Mandalika mencapai Rp5,7 triliun. Investasi di kawasan tersebut berhasil menyerap tenaga kerja sebanyak 19.010 orang dan ada 28 pelaku usaha aktif yang beroperasi di dalam KEK Mandalika.
Ke depan, sambung Susiwijono, pemerintah berencana mengembangkan layanan transportasi yang lebih efisien seperti seaplane. Dia meyakini moda transportasi itu dapat meningkatkan konektivitas wisatawan ke KEK Mandalika maupun destinasi wilayah lainnya.
"Pemerintah berkomitmen menjaga keberlanjutan pengembangan Mandalika sebagai pusat kegiatan pariwisata, olahraga, dan investasi internasional, sekaligus motor penggerak pertumbuhan ekonomi di kawasan timur Indonesia," tutur Susiwijono. (rig)