JAKARTA, DDTCNews – Profesional DDTC menjadi pemateri dalam Forum Penyuluh yang digelar Kanwil Ditjen Pajak (DJP) Jakarta Pusat pada hari ini, Jumat (22/8/2025).
Profesional DDTC itu adalah Head of DDTC Tax Knowledge & Training Center Kurniawan Agung Wicaksono dan Pemimpin Redaksi DDTCNews Sapto Andika Candra. Mereka berbagi pengalaman tentang penulisan artikel pajak setelah sesi awal yang diisi Founder of DDTC Darussalam.
Kurniawan dan Sapto berbagi pengalaman tentang penulisan artikel dengan lebih dari 80 penyuluh dan kepala seksi pelayanan berbagai KPP yang ada di lingkup Kanwil DJP Jakarta Pusat. Kurniawan mengatakan bekal utama dari menulis adalah logika yang tepat dan kreativitas tanpa henti.
“Tentu saja bekal tersebut didapat dari kebiasaan membaca. Kita juga perlu paham bahwa menulis artikel pajak itu lebih banyak sains daripada seni,” ujar Kurniawan di Aula Indonesia Raya Kanwil DJP Jakarta Pusat.
Oleh karena itu, dalam konteks penulisan artikel pajak, aktivitas membaca perlu dilakukan secara konsisten. Topik pajak cenderung bergerak sangat dinamis. Selain itu, pajak merupakan multidisplin ilmu sehingga pemahaman terkait dengan bidang-bidang lain yang berhubungan sangat diperlukan.
Apalagi, penyuluh memegang tanggung jawab yang sangat strategis untuk DJP. Mereka berperan dalam edukasi pajak sekaligus narasi yang tepat di tengah publik atas setiap kebijakan pemerintah. Simak ‘Kepada Penyuluh DJP Jakpus, Founder DDTC Ungkap 3 Problem Utama Pajak’.
Kurniawan menjabarkan 3 langkah penting dalam menulis artikel pajak. Pertama, mencari dan menguji ide. Dalam tahap ini, proses kreatif berlangsung berdasarkan pada kebiasan membaca dan pengalaman.
“Sumber pemantik ide itu ada buku, jurnal, berita, informasi, peraturan, putusan, pelatihan, internal knowledge management, serta pengalaman,” imbuhnya.
Kedua, menulis. Proses menulis didahului dengan memahami struktur serta menyusun materi dengan singkat dan langsung pada inti topik. Ketiga, membaca kembali. Tahap ini memuat proses penyuntingan tulisan serta pengecekan kebenaran konteks dan data.
Dalam kesempatan tersebut, Sapto mengatakan membaca dan menulis itu memang harus dimulai secara bertahap. Terlebih, menulis adalah soal kebiasaan. Oleh karena itu, agar bisa menulis dengan baik, setiap orang harus memulainya dengan membiasakan diri dan berlatih.
“Membaca dan menulis itu memang harus dari hati. Niat yang besar. Untuk membaca, ya memang mungkin harus dipaksakan dulu di awal. Setelah itu, baru bisa terbiasa,” kata Sapto.
Selain itu, Sapto mengatakan aktivitas menulis merupakan tentang kedisplinan proses kreatif. Dia juga meminta para penyuluh untuk tidak takut dan tidak terbebani dengan berbagai format yang baku dalam penulisan.
“Mulailah menulis segala hal yang melintas dalam benak Anda secara bebas nilai,” imbuh Sapto.
Dalam kesempatan tersebut, Kurniawan dan Sapto berdiskusi dengan para peserta. Diskusi berlangsung sangat menarik karena berbagai pertanyaan merupakan pengalaman dan tantangan yang selama ini telah dirasakan para pegawai DJP.
Terkait dengan penulisan, para peserta juga ‘ditantang’ untuk turut serta dalam Lomba Menulis Artikel Pajak 2025 yang digelar DDTCNews dengan total hadiah Rp75 juta. Kemudian, DDTCNews juga membuka kesempatan buat publik untuk mengirimkan tulisan opini.