Ilustrasi.
JAKARTA, DDTCNews - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan APBN 2025 tetap ekspansif meski kinerja pendapatan negara dan belanja negara masih cenderung kontraktif.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pendapatan negara dan belanja negara mampu beroperasi secara countercyclical di tengah pelemahan ekonomi global dan domestik serta moderasi harga komoditas.
"Pendapatan negara dari April senilai Rp810,5 triliun naik ke Rp995,3 triliun [pada Januari-Mei 2025]. Kita masih bisa mengumpulkan pendapatan negara yang tetap kita jaga. Namun, dari sisi belanja negara terjadi kenaikan yang cukup signifikan," ujar Sri Mulyani, dikutip pada Jumat (20/6/2025).
Dari sisi pendapatan, ekspansi fiskal dilakukan dengan mencairkan restitusi kepada pelaku usaha. Restitusi diperlukan untuk menjaga daya tahan dan likuiditas korporasi.
Terkait dengan belanja, realisasi belanja negara tercatat naik dari Rp806,2 triliun hingga April 2025 menjadi senilai Rp1.016,3 triliun hingga Mei 2025. Dengan demikian, terdapat kenaikan belanja sekitar Rp210 triliun dalam 1 bulan.
"Kita tetap jaga penghematan dan efisiensi, tetapi pada saat yang sama secara selektif mendanai program-program prioritas nasional yang ditetapkan Bapak Presiden seperti makan bergizi, pemeriksaan kesehatan gratis, pembentukan koperasi desa, sekolah rakyat, dan melindungi masyarakat dari sisi inflasi dan gejolak," kata Sri Mulyani.
Sebagai informasi, realisasi pendapatan negara pada Januari hingga Mei 2025 tercatat baru senilai Rp995,3 triliun. Angka ini turun 11,4% bila dibandingkan dengan realisasi pendapatan negara pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Adapun realisasi belanja negara hingga Mei 2025 tercatat baru senilai Rp1.016,3 triliun atau turun 11,26% bila dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun lalu. (dik)