Ilustrasi. Pekerja mengangkut karung berisi gabah yang telah dikeringkan di pabrik penggililngan beras SamKarya, Aceh Besar, Aceh, Selasa (3/6/2025). ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/tom.
JAKARTA, DDTCNews - Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat masih terdapat penerima bantuan pangan beras yang hingga saat ini belum terverifikasi oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan jumlah penerima bantuan yang sudah terverifikasi BPKP baru 16,5 juta orang, atau 90% dari total 18,3 juta orang. Meski begitu, bantuan pangan beras akan tetap disalurkan kepada 18,3 juta orang tersebut secara selektif.
"Selektif itu maksudnya penerima totalnya tetap 18,3 juta penerima bantuan pangan (PBP) dan yang sudah terverifikasi oleh BPKP sementara ada 16,5 juta PBP," katanya, dikutip pada Rabu (4/6/2025).
Tahun ini, basis data PBP disusun dengan mengacu pada data tunggal sosial ekonomi nasional (DTSEN). Penggunaan DTSEN diharapkan bisa meningkatkan akurasi penyaluran bantuan pangan beras.
Guna memastikan bantuan pangan beras sampai ke penerima, Bapanas akan melakukan pengawasan dengan banyak pihak termasuk Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri.
"Pengawasannya di lapangan tentu biasanya bersama Satgas Pangan juga. Jadi, Satgas Pangan dan Satgas Pangan Daerah itu akan membantu pengawasan. Jadi, bisa sampai by name by address," ujar Arief.
Sebagaimana yang diumumkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada Senin (2/6/2025), bantuan pangan beras akan disalurkan sebanyak 10 kilogram per bulan pada Juni dan Juli. Khusus wilayah timur, alokasi bantuan pangan beras pada Juni dan Juli akan disalurkan sekaligus.
"Bagi daerah-daerah tertentu seperti Papua, Maluku, dan NTT itu one shot. Jadi Juni-Juli ini, kemungkinan di akhir, itu one shot. Satu kali pengiriman untuk alokasi 2 bulan," tutur Arief.
Dia pun berharap penyaluran bantuan pangan beras bersama stimulus lainnya bisa mengungkit pertumbuhan ekonomi pada kuartal II /2025.
"Semoga bantuan pangan ini memang betul-betul bisa membantu masyarakat luas. Kemudian program stimulus ekonomi bisa mengangkat pertumbuhan ekonomi kuartal II/2025," katanya. (rig)