Petugas mendokumentasikan data keluarga penerima manfaat (KPM) bantuan pangan beras Bulog tahap terakhir di 2024 oleh PT POS Indonesia di RPTRA Petukangan Berseri, Petukangan Utara, Jakarta, Rabu (11/12/2024). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/rwa.
JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah memutuskan untuk menunda penyaluran bantuan pangan beras.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan penyaluran bantuan pangan beras ditunda agar Bulog bisa fokus menyerap hasil panen para petani.
"Kebijakan penundaan ini seperti yang telah dijelaskan sebelumnya agar Bulog bisa fokus melakukan penyerapan panen petani hingga 3 juta ton setara beras," ujar Arief, dikutip Selasa (11/2/2025).
Tak hanya itu, penundaan penyaluran bantuan pangan beras juga bertujuan untuk menjaga harga beras di level petani. Musim panen sendiri diperkirakan berlangsung mulai Februari hingga April 2025.
"Kami juga ingin meminta kepada para pimpinan daerah dan Satgas Pangan Polri dapat membantu pengawasan upaya penyerapan panen petani oleh pemerintah melalui Bulog. Selanjutnya pelaksanaan pemberian bantuan pangan beras kapan kembali digulirkan, akan diputuskan dalam rakortas bidang pangan selanjutnya," Arief.
Sembari menunggu dilanjutkannya penyaluran bantuan pangan beras, pemerintah akan pemutakhiran data registrasi sosial ekonomi (regsosek). Nantinya, data regsosek akan digunakan sebagai basis data keluarga penerima manfaat (KPM) bantuan pangan beras.
Sebagai informasi, bantuan pangan beras merupakan salah satu dari 15 insentif dalam paket kebijakan stimulus yang diumumkan pemerintah pada tahun lalu. Paket kebijakan dimaksud diharap mampu mendukung tercapai target pertumbuhan ekonomi pada 2025.
Bantuan pangan beras rencananya akan disalurkan kepada 16 juta KPM sebanyak 10 kilogram per bulan dalam kurun waktu 2 bulan. Anggaran yang dibutuhkan untuk menyalurkan bantuan ini mencapai Rp4,6 triliun. (sap)