Presiden Prabowo Subianto memberikan sambutannya pada acara Perayaan Natal Nasional 2024 di Indonesia Arena, GBK, Jakarta, Sabtu (28/12/2024). Perayaan Natal Nasional 2024 mengangkat tema Marilah Sekarang Kita Pergi ke Betlehem. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.
JAKARTA, DDTCNews - Presiden Prabowo Subianto menanggapi banyaknya kritik masyarakat atas kenaikan tarif PPN pada tahun depan.
Menurut Prabowo, kritik terhadap kenaikan tarif PPN dari 11% menjadi 12% mulai 1 Januari 2025 adalah hal yang wajar.
"Biasalah, biasa," kata Prabowo kepada wartawan, dikutip pada Minggu (29/12/2024).
Prabowo mengatakan kabinetnya baru berjalan menjalankan pemerintahan selama 2 bulan 8 hari. Dalam kurun waktu tersebut, Prabowo mengatakan sudah banyak pihak yang membuat isu negatif terkait dengan pemerintahan.
"Saya lihat lumayan ada di sana sini yang goreng-goreng ini dan itu ya, sudahlah itu sudah biasa kita. Rakyat mengerti siapa yang benar dan siapa ngarang. Rakyat mengerti," ujar Prabowo.
Sebagai informasi, kenaikan tarif PPN dari 11% menjadi 12% telah ditetapkan dalam UU 7/2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP). Melalui UU tersebut, tarif PPN naik secara bertahap dari 10% ke 11% pada April 2022 dan menjadi 12% paling lambat pada 1 Januari 2025.
Menurut Kementerian Keuangan (Kemenkeu), kenaikan tarif PPN tidak akan berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan inflasi. Perekonomian nasional diyakini tetap tumbuh di atas 5%. "Pertumbuhan ekonomi 2025 akan tetap dijaga sesuai target APBN sebesar 5,2%," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu.
Adapun inflasi diperkirakan akan naik sebesar 0,2 poin persen. "Inflasi akan tetap dijaga rendah sesuai target APBN 2025 di 1,5% hingga 3,5%," ujar Febrio. (sap)