KEBIJAKAN PAJAK

Sri Mulyani Ungkap Peran Insentif Pajak untuk Revitalisasi Industri

Dian Kurniati
Sabtu, 17 Agustus 2024 | 14.30 WIB
Sri Mulyani Ungkap Peran Insentif Pajak untuk Revitalisasi Industri

Pengendara sepeda motor melintas di dekat kawasan industri Cilegon, Banten, Kamis (8/8/2024). ANTARA FOTO/Angga Budhiyanto/gp/rwa.

JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan pemerintah akan melaksanakan beberapa strategi untuk merevitalisasi industri.

Sri Mulyani mengatakan revitalisasi diperlukan untuk semua sektor industri. Khusus industri yang tertinggal, pemerintah akan memberikan perhatian yang lebih besar, termasuk melalui pemberian insentif.

"Kami akan menggunakan insentif fiskal maupun tools, entah itu melalui belanja, membuka kawasan industri, apakah melalui subsidi, atau bahkan menggunakan insentif perpajakan seperti tax allowance maupun tax holiday," katanya, dikutip pada Sabtu (17/8/2024).

Sri Mulyani mengatakan industri yang sedang unggul saat ini utamanya industri makanan minuman, industri logam dasar, dan industri kimia farmasi. Ketiga sektor tersebut juga memiliki kontribusi besar pada industri manufaktur Indonesia.

Sementara itu, terdapat industri yang kini tertinggal antara lain tekstil dan produk tekstil, alas kaki, industri mesin, dan industri karet.

Dia menjelaskan pemerintah secara umum akan melakukan transformasi struktural pada seluruh sektor industri. Beberapa langkah yang dilaksanakan yakni memperluas hilirisasi, mendorong industri hijau, pengembangan SDM berkeahlian tinggi, serta mereprioritasi insentif fiskal.

Khusus untuk sektor industri yang tertinggal, disiapkan strategi revitalisasi untuk jangka pendek dan jangka panjang. Strategi jangka pendeknya menyasar peningkatan daya saing antara melalui kebijakan pengenaan bea masuk tindakan pengamanan serta pemberian tax holiday dan tax allowance.

Selain itu, pemerintah juga berupaya menjamin pasokan bahan input yang dibutuhkan sektor industri tersebut.

Adapun untuk strategi jangka panjang, diarahkan untuk memulihkan kinerja dan peningkatan produktivitas.

"Ini agar kita bisa terus menjaga momentum industrialisasi yang berbasis pada nilai tambah tinggi," ujarnya. (sap)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.