Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kiri). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.
JAKARTA, DDTCNews – Menteri Keuangan Sri Mulyani memandang pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,05% pada kuartal II/2024 mencerminkan penguatan permintaan domestik dan meningkatnya ekspor.
Konsumsi rumah tangga tumbuh 4,93% seiring dengan terjaganya daya beli masyarakat karena inflasi yang terkendali, kenaikan gaji ASN, pemberian gaji ke-13 dan tunjangan kinerja, serta penciptaan lapangan kerja baru sebanyak 3,55 juta pada awal 2024.
"Di tengah berbagai tantangan kondisi global, hasil ini menjaga optimisme target-target kinerja perekonomian nasional, kita lihat konsumsi rumah tangga dan investasi memberikan kontribusi yang baik," ujar Sri Mulyani, dikutip pada Selasa (6/8/2024).
Ekspor tercatat tumbuh 8,28% didorong oleh peningkatan volume ekspor besi baja sebesar 21,6% dan bahan bakar mineral sebesar 8,3%. Sementara itu, ekspor jasa tumbuh 14,24% karena peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.
Investasi atau pembentukan modal tetap bruto (PMTB) tumbuh 4,43% karena tingginya penyelesaian proyek pemerintah, termasuk Ibu Kota Nusantara (IKN). Investasi bangunan pada sektor swasta juga meningkat karena pemberian fasilitas PPN DTP rumah tapak dan rumah susun.
"Aktivitas investasi swasta yang masih kuat juga terlihat dari kinerja realisasi PMA dan PMDN yang tumbuh 22,49% serta PMI Manufaktur yang berada di zona ekspansi sepanjang kuartal II," tulis Kemenkeu dalam keterangan resminya.
Namun, perlu dicatat, konsumsi pemerintah pada kuartal II/2024 hanya tumbuh 1,42%. Pertumbuhan konsumsi pemerintah didukung penyerapan belanja modal yang sebesar 39,5% dan belanja barang sebesar 6,1%.
Meski kinerja ekonomi nasional tumbuh di atas 5%, pemerintah akan terus memantau risiko stagnasi ekonomi global dan mengoptimalkan peran APBN dalam mendukung tercapainya target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2%. (rig)