JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa meyakini ketika ekonomi tumbuh lebih tinggi, masyarakat kelas menengah bakal menjadi yang pertama menikmati manfaat positifnya.
Purbaya menuturkan masyarakat kelas menengah juga lebih mudah mengakses berbagai aspek untuk menunjang kegiatan ekonomi. Misalnya, akses terhadap lapangan pekerjaan, pendidikan, literasi keuangan, teknologi, dan infrastruktur.
"Kelas menengah orang yang mampu dan pintar. Dugaan saya begitu ekonominya growth tumbuh yang lebih cepat, mereka akan yang menikmati duluan manfaat pertumbuhan ekonomi," ujarnya, dikutip pada Sabtu (17/10/2025).
Purbaya mencontohkan salah satu indikator ekonomi tumbuh adalah banyak perusahaan melakukan ekspansi untuk memenuhi peningkatan permintaan pasar. Ekspansi dunia usaha tersebut bakal membuka banyak lapangan pekerjaan untuk diisi oleh masyarakat kelas menengah.
Pertumbuhan ekonomi tecermin dari kenaikan PDB. Hal itu menandakan bahwa aktivitas produksi dan konsumsi domestik meningkat. Nah, peningkatan konsumsi atau daya beli ini dikarenakan masyarakat memiliki uang atau penghasilan lebih banyak.
Purbaya menjelaskan kenaikan konsumsi dan permintaan ini bakal mendorong perusahaan untuk ekspansi. Dengan demikian, perusahaan baik yang baru maupun sudah eksis akan gencar merekrut tenaga kerja.
Menurutnya, masyarakat kelas menengah dapat mengakses atau terpapar informasi tersebut secara lebih cepat. Jadi, mereka bisa memanfaatkan momentum tersebut untuk bergeliat menambah pendapatan.
"Misal perusahaan IT tumbuh karena permintaan servis maupun barang hardware IT meningkat saat ekonominya ekspansi. Karena perusahaan-perusahaan 'kan tumbuh, orang IT jadi bertambah gajinya, dan perusahaan semakin besar dia akan hire orang. Kelas menengah yang tiarap sebelumnya sudah mulai tumbuh," kata Purbaya.
Dengan sederet kebijakan fiskal yang sudah digelontorkan pemerintah, Purbaya memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional bisa meningkat ke level 5,5% pada tahun ini. Adapun target pertumbuhan yang ditetapkan dalam APBN 2025 sebesar 5,2%. (dik)