Petani membajak sawahnya dengan traktor tangan di Desa Porame, Sigi, Sulawesi Tengah, Kamis (20/6/2024). ANTARA FOTO/Basri Marzuki/nym.
KARANGANYAR, DDTCNews - Pemerintah memulai pemberian bantuan pemasangan pompa air di berbagai daerah dalam rangka mengantisipasi potensi terjadinya kekeringan pada sisa tahun ini.
Ketika berkunjung ke Jawa Tengah, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bantuan pemasangan pompa air akan diberikan ke seluruh provinsi.
"Pompanisasi ini tidak hanya di Jawa Tengah, tidak hanya di Karanganyar saja, tetapi di semua provinsi yang kita perkirakan nanti di bulan Juli, Agustus, September, Oktober ini akan terjadi kekeringan yang panjang. Saya berikan contoh di Jawa Tengah," ujar Jokowi, dikutip Sabtu (22/6/2024).
Jokowi mengatakan ada sekitar 4.300 pompa yang akan dipasang di Jawa Tengah. Secara nasional, ada sekitar 75.000 yang akan disalurkan ke seluruh daerah sepanjang tahun ini.
Pemasangan pompa ditarget bisa meningkatkan produksi padi. "Ada yang 8 PK ada yang 18 PK ya pompanya kecil-kecil tapi ini akan meningkatkan produktivitas," ujar Jokowi.
Menurut Jokowi, pemasangan pompa-pompa baru bisa mendorong peningkatan frekuensi panen dari yang sebelumnya hanya sekali atau 2 kali per tahun menjadi sebanyak 3 kali per tahun. Penambahan frekuensi panen diperlukan untuk menjaga stabilitas harga sembako di tengah kondisi global yang tak menentu.
"Semua negara sekarang ini produksinya turun karena gelombang panas, karena kekeringan panjang, karena El Nino, itu yang ingin kita antisipasi," ujar Jokowi.
Dalam kesempatan terpisah, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan pemasangan pompa tidak hanya bertujuan mengatasi kekurangan pasokan air, melainkan juga meningkatkan produktivitas lahan dan kesejahteraan petani.
Amran mengatakan bantuan pompa dari pemerintah ditargetkan bisa menjangkau 1 juta hektare lahan pertanian. "Kenapa kita pasang pompa air? Karena ini adalah solusi cepat. Hari ini kita pompa, hari ini kita bisa tanam karena kalau kita cetak sawah itu butuh waktu," ujar Jokowi.
Dalam jangka panjang, pemerintah berupaya untuk mencetak sawah baru seluas 1 juta hektare per tahun. Penambahan sawah baru diperlukan untuk mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia. (sap)