Salah satu slide yang dipaparkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Senin (27/5/2024).
JAKARTA, DDTCNews – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat kinerja penerimaan pajak neto dari industri pengolahan dan sektor pertambangan mengalami kontraksi cukup besar selama periode Januari – April 2024.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan industri pengolahan menyumbang 26% dari total realisasi penerimaan pajak, atau terbesar dibandingkan dengan industri-industri lainnya. Meski demikian, sumbangan penerimaan pajaknya menurun 13,8%.
“Ini tentu jadi perhatian kami. [Setoran pajak] industri pengolahan menurun akibat penurunan PPh tahunan badan dan peningkatan restitusi, terutama pada subsektor industri sawit, industri logam, dan industri pupuk,” katanya, Senin (27/5/2024).
Kondisi yang sama juga terjadi pada pertambangan. Penerimaan pajak dari sektor tersebut menurun 63,8% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Menurut Sri Mulyani, setoran pajak dari sektor pertambangan yang menurun tersebut sesuai dengan prediksi.
Dalam pemaparannya, menteri keuangan menyebutkan beberapa penyebab menurunnya penerimaan pajak dari sektor pertambangan antara lain adanya penurunan harga komoditas pada 2023, adanya perubahan status izin usaha wajib pajak batubara, dan peningkatan restitusi.
“Sudah bisa diprediksi. Kontraksinya sangat dalam. Kondisi berbanding terbalik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yang tumbuh 62,8%,” tuturnya.
Selain industri pengolahan dan pertambangan, lanjut Sri Mulyani, sektor usaha lainnya mencatatkan kinerja penerimaan yang positif. Untuk sektor perdagangan, setoran pajaknya hanya tumbuh 1%, lebih rendah ketimbang periode yang sama tahun lalu sebesar 9,8%.
Selanjutnya, sektor jasa keuangan dan asuransi tumbuh 15,1%. Untuk sektor konstruksi dan real estat tumbuh 8,8%. Begitu juga dengan jasa perusahaan yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 11,1%. Adapun pertumbuhan positif tersebut sejalan dengan aktivitas yang meningkat.
Terakhir, sektor transportasi dan pergudangan serta informasi dan komunikasi juga mencetak kinerja yang positif, masing-masing tumbuh 1,4% dan 20,2%. (rig)