Foto udara perumahan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (16/2/2024). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/aww.
JAKARTA, DDTCNews - Badan Kebijakan Fiskal (BKF) menilai periode pemberian insentif pajak pertambahan nilai (PPN) atas rumah ditanggung pemerintah (DTP) menjadi momentum yang tepat bagi masyarakat untuk membeli rumah.
Analis Kebijakan BKF Immanuel Bekti mengatakan insentif PPN rumah DTP diberikan berdasarkan PMK 7/2024. Menurutnya, insentif ini bertujuan mendorong sektor perumahan di tengah risiko pelemahan ekonomi global.
"Peraturan ini dikeluarkan untuk merespon dampak dari pelemahan perekonomian Global. Di tahun depan ya belum tentu [diberikan kembali]. Tahun depan sudah disetop," katanya dalam program Nyibir Fiskal, dikutip pada Senin (8/4/2024).
Immanuel mengatakan perekonomian global masih dihadapkan pada berbagai tantangan, baik karena faktor geopolitik maupun masih tingginya suku bunga acuan AS. Pemerintah pun berupaya menyiapkan kebijakan untuk meredam dampak dari sektor eksternal tersebut.
Menurutnya, insentif PPN rumah DTP menjadi salah satu kebijakan yang akan mendorong kegiatan ekonomi di dalam negeri. Bahkan ketika pandemi Covid-19, kebijakan serupa mampu meningkatkan aktivitas produksi dan konsumsi karena perumahan memiliki multiplier effect sangat besar.
Sementara itu, Rosyid Bagus Ginanjar menjelaskan PMK 7/2024 mengatur insentif PPN DTP diberikan atas penyerahan rumah tapak dan satuan rumah susun pada tahun ini. PPN terutang yang ditanggung pemerintah merupakan PPN atas penyerahan yang terjadi pada saat ditandatanganinya akta jual beli atau ditandatanganinya perjanjian pengikatan jual beli lunas.
Penandatanganan dilaksanakan di hadapan notaris, serta dilakukan penyerahan hak secara nyata untuk menggunakan atau menguasai rumah siap huni yang dibuktikan dengan berita acara serah terima (BAST) hingga 31 Desember 2024.
BAST juga wajib didaftarkan di aplikasi Sikumbang pada akhir bulan berikutnya setelah dilakukan serah terima.
Terdapat 2 persyaratan yang harus dipenuhi agar memperoleh insentif PPN DTP, yakni harga jual paling banyak Rp5 miliar dan rumah harus keadaan baru yang diserahkan dalam kondisi siap huni.
Apabila penyerahan dilakukan mulai 1 Januari hingga 30 Juni 2024, PPN DTP diberikan sebesar 100% PPN yang terutang dari bagian dasar pengenaan pajak (DPP) sampai Rp2 miliar dengan harga jual paling banyak Rp5 miliar. Sementara untuk penyerahan mulai 1 Juli 2024 hingga 31 Desember 2024, PPN DTP diberikan sebesar 50% PPN yang terutang dari DPP sampai Rp2 miliar dengan harga jual paling banyak Rp5 miliar.
"Untuk eligibility-nya, tidak ada batasan misalkan batasan berapa penghasilannya. Asal dari segi harga jual rumah dan jangka waktunya sesuai," ujarnya. (sap)