Suasana anjungan lepas pantai Yakin Field Daerah Operasi Bagian Selatan (DOBS) Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT), Kalimantan Timur, Senin (25/3/2024). Hingga Maret 2024, PHKT mencatatkan angka produksi minyak sebesar 9.044 barel minyak per hari (BOPD) dan gas sebesar 28,784 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/Spt.
JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah menetapkan rata-rata harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) pada Maret 2024 senilai US83,79 per barel. Angka ini naik jika dibandingkan dengan ICP Februari 2024, yakni US$80,09 per barel.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi mengatakan kenaikan ICP sejalan dengan lonjakan harga minyak mentah internasional. Berdasarkan analisis Tim Harga Minyak Mentah Indonesia, faktor utama kenaikan harga minyak mentah dunia adalah masih bergejolaknya geopolitik, terutama konflik Ukraina-Rusia.
"[Salah satunya] serangan Ukraina pada kilang-kilang minyak Rusia. Serangan ini berpotensi mengganggu pasokan BBM di wilayah Asia dan Eropa dan memunculkan potensi pengetanan pasokan di pasar minyak," kata Agus dalam keterangan pers, dikutip pada Rabu (3/4/2024).
Selain itu, faktor utama lain yang menyebabkan peningkatan harga minyak mentah Maret 2024 adalah adanya penurunan stok minyak mentah AS pada pertengahan Maret 2024 dan penurunan stok gasoline AS yang melebihi perkiraan pasar.
Di sisi lain, berdasarkan laporan bulanan OPEC dan IEA, diperkirakan akan ada permintaan minyak yang kuat untuk 2024 dan 2025. Faktor yang juga memengaruhi peningkatan harga minyak mentah utama di pasar internasional antara lain terkait pasokan minyak dunia.
IEA, lanjut Agus, melaporkan pasokan minyak dunia pada kuartal I 2024 turun sebanyak 870.000 barel per hari (bph) jika dibandingkan kuartal sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh penutupan sumur-sumur minyak karena cuaca buruk dan kesepakatan penurunan produksi minyak oleh OPEC+ serta gangguan serangan Houthi di jalur pelayaran Laut Merah.
Untuk kawasan Asia Pasifik, tambah Agus, peningkatan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut di atas, juga dipengaruhi adanya peningkatan produksi dan profit sektor industri di China pada bulan Januari dan Februari 2024.
"Di mana profit sektor industri meningkat 10,2% dari tahun sebelumnya, lebih tinggi dari proyeksi pasar. Hal ini mengindikasikan pemulihan perekonomian China sebagai salah satu konsumen energi terbesar," kata Agus.
Indikasi lainnya, peningkatan impor minyak mentah di China selama periode Januari-Februari 2024 menjadi sebanyak 10,74 juta barel, 5,1% lebih tinggi dibandingkan impor minyak mentah pada periode yang sama pada tahun 2023.
Perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama pada Maret dibandingkan Februari 2024 mengalami peningkatan menjadi sebagai berikut:
(sap)