Warga membersihkan aliran bendungan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) di Dusun Tombiobong, Banggai Sulawesi Tengah, Minggu (21/1/2024). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww.
JAKARTA, DDTCNews - Indonesia dipandang perlu meningkatkan kerja sama internasional dalam memenuhi kebutuhan listrik dan energi dalam negeri.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan kerja sama internasional dan pembangunan yang cerdas bisa mengoptimalkan pemanfaatan tenaga listrik dan potensi energi terbarukan untuk memenuhi kebutuhan Indonesia.
"Kerja sama dan kolaborasi antar negara di kawasan ini akan mengoptimalkan potensi sumber daya energi bersih untuk memasok kebutuhan regional dan meningkatkan kapabilitas," ujar Arifin pada pembukaan konferensi Clean EDGE Asia 2024, dikutip pada Jumat (2/2/2024).
Senada, Presiden National Bureau of Asian Research (NBR) Roy Kamphausen menyatakan bahwa negara-negara di Asia ingin mencari solusi bersama atas tantangan meningkatkan energi terbarukan dan diversifikasi bauran energi lokal. Caranya dengan memperluas dukungan terhadap pengembangan akses energi yang berkelanjutan dan memadai di seluruh wilayah.
"Kemitraan ini sangat penting dan akan dirancang untuk menggabungkan berbagai kepentingan para mitra. Kami sangat antusias dengan partisipasi banyak pembicara, sehingga dapat memperkaya perspektif Asia Tenggara mengenai topik-topik ini," ujarnya.
Pada penutupan konferensi, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menyampaikan bahwa Indonesia memiliki peluang dan potensi besar dalam Energi Baru dan Terbarukan (EBT) yang memerlukan diskusi dan pembicaraan lebih dalam untuk mencapai target pengurangan emisi.
"Maka dari itu, penyusunan strategi dan pemetaan energi di seluruh wilayah Indonesia menjadi sangat penting untuk memaksimalkan pembangunan akses kelistrikan. Selain itu, solusi terhadap isu perubahan iklim juga memerlukan kerja sama berbagai pihak yakni, pemerintah, swasta, dan inisiatif-inisiatif lainnya," sebut Dadan.
Sebagai informasi, berdasarkan data Dewan Energi Nasional (DEN), persentase bauran energi tertinggi di Indonesia pada 2023 masih dipegang oleh batu bara, yaitu sebesar 40,46%.
Posisi selanjutnya adalah minyak bumi dengan 30,18%, gas bumi 16,28%, dan energi baru terbarukan (EBT) 13,09%.
Persentase energi baru terbarukan (EBT) meningkat 0,79% sehingga menjadi 13,09% pada 2023. Namun realisasi tersebut masih di bawah target yang ditetapkan sebesar 17,87%. (sap)