Presiden Jokowi saat menghadiri Forum Bisnis Indonesia-China, di China World Hotel, Beijing, RRT, pada Senin (16/10/2023). (Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev)
JAKARTA, DDTCNews - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta investor China tidak mengkhawatirkan stabilitas politik selama penyelenggaraan pemilu 2024.
Jokowi mengatakan Indonesia dapat menjadi tujuan investasi yang mudah dan aman bagi investor China. Dia juga memastikan stabilitas politik tetap terjaga karena Indonesia telah berpengalaman melaksanakan pemilu.
"Jangan sampai ada yang khawatir mengenai pemilu 2024 yang akan datang karena Indonesia juga sudah berpengalaman melakukan pemilihan umum secara langsung selama 5 kali. So, you don't need to worry, you just need to hurry," katanya dalam dalam Indonesia-China Business Forum, dikutip pada Selasa (17/10/2023).
Jokowi mengatakan China pada 2022 menempati urutan kedua kontributor investasi asing terbesar di Indonesia. Dia pun meyakini investasi China di Indonesia akan terus meningkat sehingga menjadi kontributor investasi asing teratas dalam 1 atau 2 tahun ke depan.
Dia menjelaskan Indonesia sedang berfokus untuk melakukan hilirisasi industri terhadap berbagai komoditas seperti nikel, tembaga, dan timah. Kemudian, Indonesia berfokus membangun ekosistem kendaraan listrik terintegrasi untuk menjadi bagian penting dari rantai pasok dunia sehingga membutuhkan alih teknologi tinggi dan investasi yang besar.
Selain itu, Indonesia juga sedang membangun Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan konsep kota hijau dalam rimba yang 60% areanya berupa hutan. Pada IKN, akan dibangun infrastruktur dasar dan pusat pemerintahan yang ditargetkan rampung pada tahun depan.
Dengan peluang yang besar tersebut, Jokowi meyakinkan Indonesia dapat menjadi tujuan investasi yang menguntungkan. Terlebih, berbagai indikator ekonomi Indonesia juga menunjukkan capaian positif antara lain pertumbuhan ekonomi yang konsisten di atas 5%, surplus neraca dagang selama 41 bulan berturut-turut, Purchasing Manager Index (PMI) berada di level ekspansi selama 25 bulan berturut-turut, dan bonus demografi.
"Insentif-insentif juga sudah kami persiapkan, dan tentu saja stabilitas sosial politik yang selalu terjaga," ujarnya.
Secara terpisah, Menteri BUMN Erick Thohir menyebut dari Indonesia-China Business Forum tersebut telah ditandatangani 11 dokumen kerja sama senilai US$12,6 miliar. Kerja sama yang terjalin ini antara perusahaan swasta-swasta, BUMN-swasta, serta BUMN-BUMN untuk memperkuat pengembangan industri baterai listrik, energi hijau, dan teknologi kesehatan di Indonesia. (sap)